Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak di zona hijau namun stabil di bawah US$1.800 per troy ons, terdorong oleh kinerja imbal hasil obligasi AS yang sedikit terkoreksi turun serta pasar AS yang libur memperingati Hari Thanksgiving.
Pada perdagangan Kamis (25/11/2021) pukul 20.45 WIB, harga emas Comex naik 5,8 poin atau 0,32 persen ke US$1.792,70 per troy ons. Sementara itu, harga emas spot naik 2,11 poin atau 0,12 persen ke US$1.790,72 per troy ons.
Tim Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) menyebutkan pada rilis data ekonomi AS, data GDP AS dirilis sedikit di bawah perkiraan pasar namun masih lebih baik dari periode sebelumnya, sementara itu inflasi melalui data PCE dirilis sesuai perkiraan.
“Di sisi lain, data klaim pengangguran AS menunjukan penurunan permintaan klaim pengangguran. Dengan posisi ketiga data tersebut, masih membuat nilai dolar AS naik, namun koreksi pada tingkat imbal hasil obligasi AS yang berujung pada tertahannya tekanan harga emas dalam jangka pendek,” tulisnya dalam riset harian, Kamis (25/11/2021).
Senada, Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyebut harga emas masih bisa bergerak naik.
“Turunnya tingkat imbal hasil obligasi AS dan melemahnya dolar AS berpeluang memicu kenaikan harga emas,” tulisnya.
Baca Juga
Tim Riset ICDX memproyeksikan konsolidasi yang terjadi pada harga emas membuat harganya bergerak konsolidasi di bawah zona resistance terdekat di area US$1.800 dan di atas zona support terdekat di area US$1.782.
Sementara itu resistance terjauhnya berada di area US$1.810 hingga ke zona US$1.825, sementara untuk zona support terjauhnya berada di area US$1.780 hingga ke zona US$1.770 per troy ons.
Sementara, MIFX memproyeksikan harga emas berpeluang dibeli untuk menguji level resistance U$1.808 selama harga tidak mampu menembus level support US$.1.788 per troy ons.
“Namun bila mampu bergerak lebih rendah dari level support tersebut, maka harga emas berpotensi dijual menargetkan level support selanjutnya US$1.777 per troy ons,” jelasnya.