Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Tembus 6.700, Asing Buru Saham TLKM dan BBRI

IHSG naik 0,97 persen atau 64,51 poin menjadi 6.700,98 pada pukul 13.41 WIB Jumat (19/11/2021).
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan naik 1 persen menembus level 6.700 pada awal perdagangan sesi II hari ini.

IHSG naik 0,97 persen atau 64,51 poin menjadi 6.700,98 pada pukul 13.41 WIB Jumat (19/11/2021). IHSG bahkan sempat mencapai level tertinggi 6.707,28.

IHSG juga berhasil mencatatkan rekor tertinggi intraday terbaru. Pada 11 November 2021, IHSG menyentuh level intraday tertinggi sepanjang masa di posisi 6.704, yang sebelumnya dicapai pada 20 Februari 2018 di posisi 6.693,46.

Siang ini, terpantau 287 saham menguat, 219 saham melemah, dan 156 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp7,77 triliun, dengan net buy investor asing Rp336,03 miliar.

Saham TLKM dan BBRI menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy masing-masing Rp322,7 miliar dan Rp110,6 miliar.

Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan hari ini data neraca transaksi berjalan Indonesia periode kuartal III/2021 akan dirilis, dan memengaruhi laju IHSG. Pada kuartal II/2021, Indonesia mencatatkan defisit transaksi berjalan sebesar US$2,2 miliar.

"IHSG kami perkirakan bergerak sideways hari ini, seiring dengan bervariasinya sentimen dari bursa global dan regional," papar riset.

Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi berjalan pada kuartal III/2021 mengalami surplus, terutama ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang naik signifikan.

Transaksi berjalan pada periode laporan mencatat surplus US$4,5 miliar atau mencapai 1,5 persen dari PDB, setelah pada triwulan sebelumnya mengalami defisit US$2,0 miliar atau 0,7 persen dari PDB.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono menuturkan kinerja positif tersebut terutama dikontribusikan oleh surplus neraca barang yang makin meningkat, didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas sejalan dengan masih kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional.

"Selain itu, defisit neraca jasa tercatat lebih rendah, antara lain disebabkan oleh perbaikan kinerja jasa transportasi yang didukung oleh meningkatnya penerimaan jasa freight sejalan dengan peningkatan aktivitas ekspor," paparnya, Jumat (19/11/2021).

BI juga melaporkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus pada kuartal III/2021, sehingga mendukung ketahanan eksternal RI. NPI pada periode laporan mencatat surplus sebesar US$10,7 miliar, setelah mengalami defisit US$0,4 miliar pada kuartal II/2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper