Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah melemah meskipun data transaksi berjalan berbalik mencatatkan surplus pada kuartal III/2021.
Rupiah melemah 25,5 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.245,5 per dolar AS pada perdagangan Jumat (19/11/2021) pukul 13.05 WIB. Indeks dolar AS naik 0,1 persen menjadi 95,644.
Pelemahan rupiah terjadi di tengah pergerakan mata uang Asia yang bervariasi pada akhir pekan. Won Korea Selatan jatuh 0,33 persen, sedangkan yuan China naik 0,05 persen.
Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi berjalan pada kuartal III/2021 mengalami surplus, terutama ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang naik signifikan.
Transaksi berjalan pada periode laporan mencatat surplus US$4,5 miliar atau mencapai 1,5 persen dari PDB, setelah pada triwulan sebelumnya mengalami defisit US$2,0 miliar atau 0,7 persen dari PDB.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono menuturkan kinerja positif tersebut terutama dikontribusikan oleh surplus neraca barang yang makin meningkat, didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas sejalan dengan masih kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional.
Baca Juga
"Selain itu, defisit neraca jasa tercatat lebih rendah, antara lain disebabkan oleh perbaikan kinerja jasa transportasi yang didukung oleh meningkatnya penerimaan jasa freight sejalan dengan peningkatan aktivitas ekspor," paparnya, Jumat (19/11/2021).
Sementara itu, rupiah sampai dengan 17 November 2021 mencatat depresiasi sebesar 1,35 persen (year-to-date/ytd) dibandingkan dengan level pada akhir 2020.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, pelemahan tersebut disebabkan oleh aliran masuk modal asing yang terbatas di tengah persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik dan terjaganya pasokan valas domestik.
Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat, sejalan dengan kenaikan inflasi yang terus berlangsung.
Dia pun mengatakan perkembangan rupiah tersebut masih terkendali, yang didorong oleh langkah-langkah stabilisasi BI.
“Dengan langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia, pergerakan nilai tukar rupiah terkendali, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang belum sepenuhnya mereda,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/11/2021).