Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sesi I Tertekan Aksi Jual Asing, BBRI Paling Dijual, BCIC Terbang

158 saham menguat, 364 saham melemah dan 148 saham bergerak stagnan. Investor asing membukukan net foreign sell sebesar Rp231,95 miliar hingga akhir perdagangan sesi I.
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (15/11/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG parkir pada posisi 6.629,79 di akhir sesi I, turun 0,32 persen atau 21,26 poin.

Tercatat, 158 saham menguat, 364 saham melemah dan 148 saham bergerak ditempat. Investor asing membukukan net foreign sell sebesar Rp231,95 miliar

Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) tercatat menjadi top loser teratas dengan koreksi 6,74 persen ke level 19375 disusul oleh PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) dengan penurunan 6,67 persen.

Sementara itu, Investor asing tercatat menjual saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar Rp158,1 miliar, atau terbanyak hingga penutupan sesi I. Menyusul dibelakangnya adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) senilai Rp57 miliar dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp50,9 miliar.

Di tengah pelemahan indeks, terdapat saham-saham yang melejit signifikan yaitu PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC), PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) dan PT Berkah Beton Sadaya Tbk. (BEBS). Ketiganya masing-masing menguat 21,55 persen, 21,50 persen dan 14,95 persen. 

Sebelumnya, William Surya Wijaya, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas mengatakan setelah berhasil mencatatkan rekor tertinggi secara intraday IHSG terlihat kembali ke dalam rentang konsolidasi wajarnya. Menurutnya hingga saat ini keseriusan kenaikan IHSG belum nampak dikarenakan belum mampu ditutup diatas rekor tertinggi secara beruntun.

"Sedangkan potensi adanya pembalikan arah masih cukup besar dikarenakanan harga komoditas yang sudah mengalami kenaikan cukup tinggi dan harus diwaspadai oleh para investor," katanya dalam riset harian.

William menambahkan ada potensi koreksi wajar momentum masih dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek. Menurutnya IHSG akan bergerak pada rentang 6.589 - 6.713.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper