Bisnis.com, JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menargetkan anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel untuk mengembangkan bisnis menara dan fiber optik.
Direktur Utama Telkom Indonesia (Persero) Ririek Adriansyah menjelaskan rencana ke depan Mitratel akan mengembangkan bisnisnya yang paling mendasar dengan menambah menara di berbagai daerah baik membangun tower maupun akuisisi menara.
"Selain itu, akan masuk ke berbagai bisnis lain yang relevan dengan tower, seperti fiber optik, apa itu membangun fiber optik atau akuisisi perusahaan fiber optik. Ini akan dilakukan Mitratel," urainya dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR, Rabu (10/11/2021).
Di sisi lain, menyambut era 5G selain membutuh menara lebih banyak, industri akan membutuhkan mini pool di kota-kota yang tidak mungkin lagi dibangun menara baru. Mitratel akan menyiapkan kebutuhan mini pool tersebut.
Menurutnya, salah satu karakter teknologi 5G adalah distributif jadi konten itu atau kemampuan commuting harus sedekat mungkin dengan pengguna akhir dalam hal ini pelanggan seluler. Mitratel akan menyiapkan area commuting yang akan jadi sumber-sumber pertumbuhan Mitratel ke depan.
Sementara itu, Mitratel menargetkan dalam 5 tahun ke depan dapat meningkatkan tenancy ratio atau rasio keterisian operator seluler di menaranya menjadi 1,95x.
Baca Juga
Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan saat ini memang tenancy ratio Mitratel terhitung masih rendah dibandingkan dengan pesaing lainnya di bisnis menara di angka 1,57x. Namun, hal ini akibat dari pembelian menara terbaru yang cukup tinggi.
"Tenancy ratio, kami rencana 5 tahun ke depan sampai 10 tahun ke depan akan meningkat. Pada tahun 2026 atau 5 tahun lagi akan capai 1,95x ini sejalan dengan kami tetap menambah jumlah menara dan intens memonetisasi menara yang hanya digunakan satu tenant atau satu operator saja," paparnya.
Penambahan jumlah operator pengguna menaranya ini akan terus dilakukan secara masif khususnya pada 57 persen atau 16.067 menara yang tersebar di luar Pulau Jawa.
Saat ini, Mitratel memiliki 28.030 menara yang tersebar di Pulau Jawa sebanyak 11.963 menara atau 43 persen dari portofolio dengan tenancy ratio 1,64x. Sementara itu, sebanyak 16.067 menara atau 57 persen berada di luar Pulau Jawa dengan tenancy ratio 1,39x.
"Kami bersama operator mempersiapkan rencana, memastikan pertumbuhan ekonomi di luar Jawa masif diimbangi seluruh operator yang dapat memberikan layanan sebaik-baiknya di seluruh Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, dana dari hasil penawaran umum perdana (IPO) akan digunakan mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul profesional transparan.
"Kami pahami perubahan teknologi yang cepat harus akselerasi seluruh kompetensi Mitratel dan ke depan. Tercermin di bisnis plan tak hanya semata-mata tower bisnis, tapi berkembang menjadi infrastructure company bisa support era 5G dan kelanjutannya," katanya.
Saat ini, tenancy ratio pesaing Mitratel seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dari grup Djarum terisi 1.86x. Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) terisi 1,89x dan Edgepoint terisi 1,59x, dan Protelindo terisi 1,94x.