Bisnis.com, JAKARTA - Aksi beli kembali atau buyback dua emiten rumah sakit, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) dan PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) dinilai akan mampu menahan laju pelemahan harga sahamnya dalam sebulan terakhir.
Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menuturkan turunnya harga saham emiten rumah sakit dan kesehatan karena sentimen di pasar.
"Terutama dengan turunnya angka Covid-19 sehingga timbul persepsi kebutuhan akan tempat tidur menjadi berkurang," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (11/11/2021).
Dia menilai buyback belum perlu dilakukan karena sifatnya sementara di pasar. Selain itu, secara aturan OJK tidak diperkenankan buyback di atas harga pasar.
Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya menuturkan saham emiten rumah sakit ini memang pergerakan harga sahamnya tidak mencerminkan kinerja fundamentalnya.
"Untuk MIKA, menurut saya pergerakkan harga saat ini masih belum mencerminkan kinerja fundamental dari MIKA yang relatif bertumbuh solid dibandingkan dengan tahun 2020 lalu," paparnya.
Baca Juga
Sepanjang 2021, marjin EBITDA MIKA juga meningkat mengindikasikan tingkat profitabilitas yang lebih baik. Namun, hal ini belum terefleksi pada harga saham di pasar.
"Program buyback ini tentunya akan meminimalisir penurunan yang lebih dalam dari harga saham perusahaan di pasar. Namun, saya memperkirakan tidak serta merta menyebabkan harga saham naik signifikan karena tentunya aksi buyback ini akan dilakukan secara bertahap," katanya.
Dampak aktivitas buyback tersebut terhadap harga saham mungkin cenderung netral. Rendy merekomendasi saham MIKA buy dengan target harga Rp3.000.
Hingga penutupan perdagangan hari ini, Kamis (11/11/2021), harga saham MIKA naik 10 poin atau 0,45 persen ke level 2.220. Sepanjang tahun berjalan (ytd), harga sahamnya turun 18,68 persen atau 510 poin dengan kapitalisasi pasar Rp31,63 triliun.
Sementara itu, harga saham HEAL pada hari ini ditutup turun 1,96 persen atau 20 poin ke level 1.000. Sepanjang tahun harga sahamnya sudah turun 71,01 persen atau 2.450 poin dengan kapitalisasi pasar Rp14,89 triliun.