Bisnis.com, JAKARTA - Entitas anak PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel dikabarkan akan memperoleh dana segar sebesar Rp20,43 triliun dari penawaran umum perdana saham atau IPO.
Tak hanya Mitratel, sejumlah entitas asosiasi BUMN lainnya pun tengah mengantre IPO.
Berdasarkan laporan Bloomberg pada Jumat (5/11/2021), Mitratel dikabarkan mematok harga saham sebesar Rp800 untuk melepas sahamnya.
Dengan harga tersebut, Mitratel berpotensi meraih dana segar sebesar US$1,3 miliar atau Rp20,43 triliun, sedikit dibawah jumlah yang dikumpulkan PT Bukalapak.com (BUKA) sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,26 triliun.
Jumlah tersebut juga membawa nilai penggalangan dana melalui bursa Indonesia ke posisi US$3,4 miliar pada tahun ini, melewati catatan pada 2010 lalu sebesar US$3 miliar.
IPO Mitratel juga merealisasikan ambisi Menteri BUMN Erick Thohir untuk membawa belasan BUMN dan anak usaha BUMN untuk go public dalam 3 tahun ke depan.
Baca Juga
Setelah Mitratel, entitas asosiasi BUMN lainnya, yakni PT Adhi Commuter Properti berencana segera melakukan IPO dan persiapannya masih terus bergulir.
Direktur Pemasaran Adhi Commuter Properti Indra Syahruzza mengatakan, saat ini persiapan IPO masih.
“Terakhir masih menunggu izin praefektif dari OJK, seharusnya di minggu-minggu ini,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (5/11/2021).
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan semula ada dua anak usaha BUMN yang akan melantai di pasar modal tahun ini. Namun, dari dua entitas tersebut baru satu yang sudah dipastikan dapat melakukan penawaran umum perdana (IPO) saham tahun ini.
PT Pertamina Geothermal Energy digadang-gadang menjadi salah satu anak usaha Pertamina yang bakal IPO tahun ini disebut harus menunda rencana tersebut.
"Kita masih tunggu [persiapan Geothermal Energy]," ujar Arya.
Pembentukan holding geothermal tersebut merupakan wujud fokus pada energi terbarukan, Pertamina dan PLN bersinergi menggabungkan anak usahanya guna mengejar target energi hijau pada 2060.
IPO perusahaan pembangkit listrik energi terbarukan dikabarkan akan bisa menggalang dana setidaknya mencapai US$500 juta atau setara dengan Rp7,3 triliun.
Selain ketiga entitas asosiasi BUMN tersebut, ada perusahaan terkait BUMN lainnya yang akan IPO pada tahun depan yakni Krakatau Tirta Industri, ASDP Indonesia Ferry, dan beberapa anak usaha BUMN Karya juga menjajaki aksi IPO.