Bisnis.com, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel akan menambah portofolio menara melalui akuisisi setelah melakukan IPO.
Direktur Investasi Dayamitra Telekomunikasi Hendra Purnama mengatakan perseroan berencana mengeksekusi empat strategi setelah penawaran umum perdana saham atau IPO.
"Yaitu pertumbuhan secara organik dengan membangun menara serta anorganik dengan melakukan akusisi menara. Menurutnya perseroan berencana mengakusisi 6.000 menara untuk mendorong kinerja," ujarnya dalam paparan publik, Selasa (26/10/2021).
Selain kedua hal tersebut, anak usaha Grup Telkom itu juga mempersiapkan diri sebagai perusahaan infrastruktur digital dan meningkatkan efisiensi seperti memanfaatkan teknologi.
Direktur Bisnis Dayamitra Telekomunikasi Noorhayati Candrasuci menambahkan Mitratel memiliki perbedaan yang besar dengan para kompetitor. Tiga hal utama yang membedakan yaitu 57 persen menara perseroan berada di luar jawa.
Hal itu, lanjutnya, merupakan kelebihan karena daerah di luar Jawa akan menjadi area pertumbuhan selanjutnya. Lalu perseroan memiliki kolokasi yang potensial dan didukung oleh pelanggan berkualitas tinggi.
Baca Juga
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan valuasi EV/BITDA Mitratel berada di level 11 kali sampai 13 kali berdasarkan proyeksi 2022. Hal itu dia paparkan ketika konfrensi pers terkait public expose penawaran umum perdana saham Mitratel.
Manajemen Mitratel dalam prospektus di Harian Bisnis Indonesia pada Selasa (26/10/2021) menuliskan, perseroan akan melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak-banyaknya 24,54 miliar saham. Jumlah saham yang dilepas setara 29,85 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Nilai nominal Rp228 per saham.
Saham Mitratel akan ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp775-Rp975, sehingga sebanyak-banyaknya dapar meraih dana IPO senilai Rp24,9 triliun.
Adapun Mandiri Sekuritas bertugas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek bersama dengan BRI Danareksa Sekuritas.
Direktur BRI Danareksa Sekuritas Boumediene Sihombing menambahkan terdapat ketentuan lock-up saham bagi Telkom selama 12 bulan, sedangkan pemegang saham Mitratel lainnya dalam kurun waktu 8 bulan.
Setelah IPO, susunan pemegang saham Mitratel menjadi PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) 70,15 persen atau 60,02 miliar saham, PT Metra Digital Investama 1 saham, dan masyarakat 29,85 persen atau 25,54 miliar saham.