Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada tahun ini diyakini akan berdampak positif terhadap kinerja dua emiten sawit milik Grup Salim, PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) atau Lonsum dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Berdasarkan data dari Bursa Malaysia pada Senin (25/10/2021), harga CPO kontrak Januari 2022 sempat menyentuh level setelmen 5.071 ringgit per ton pada pekan lalu. Level harga tersebut kemudian menurun pada perdagangan hari ini di 4.924 ringgit per ton.
Manajemen SIMP memaparkan, kenaikan harga CPO akan berimbas positif bagi kinerja perusahaan di sisa tahun 2021. Laba SIMP turut dipengaruhi oleh harga komoditas dan produksi.
Saat ini, harga CPO berada pada posisi yang tinggi dan kedepannya diprediksi masih berfluktuasi. Dari sisi produksi, berdasarkan data historis, produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada semester II umumnya lebih tinggi dibandingkan produksi di semester I.
“Perbandingannya adalah 45 persen di semester 1 dan 55 persen di semester II,” jelas manajemen SIMP dalam paparan publik belum lama ini.
Pada sisa tahun 2021, SIMP masih berfokus pada pertumbuhan organik, diantaranya dengan efisiensi biaya dan melakukan kegiatan penanaman kembali atau replanting untuk tanaman tua dan penanaman baru.
Baca Juga
Sementara, untuk Divisi Edible Oils and Fats (EOF), perusahaan berencana untuk menambah beberapa fasilitas produksi terutama untuk margarin guna mengantisipasi kenaikan permintaan pasar.
Senada, Manajemen Lonsum juga mengatakan tren positif harga CPO akan berimbas baik bagi kinerja perusahaan. Seiring dengan hal tersebut, LSIP akan tetap fokus untuk melakukan efisiensi dan kegiatan replanting bagi tanaman yang sudah tua, yaitu tanaman berumur di atas 25 tahun - 30 tahun.
Selain itu, Lonsum masih memiliki lahan-lahan baru yang belum ditanam, sehingga perusahaan akan melakukan penanaman baru yang diperkirakan hampir 1.000 hektar pada tahun 2021. LSIP memperkirakan pertumbuhan produksi sampai dengan 5 persen untuk tahun ini.
Namun, hal ini juga perlu diperhitungkan dengan kondisi cuaca saat ini, dimana pada semester I/2021 tahun ini Indonesia mengalami siklus La Nina moderat yang membuat cuaca menjadi lebih basah.
“Untuk kegiatan replanting sawit di tahun 2021 diperkirakan kurang lebih sekitar 1.000 hektar-1.500 hektar,” jelas manajemen LSIP.