Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah menguat pada akhir perdagangan Rabu (20/10/2021), setelah persediaan minyak mentah AS di situs penyimpanan terbesar negara itu mencapai level terendah dalam tiga tahun.
Dilansir Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember menetap di US$85,82 per barel, naik 0,9 persen atau 74 sen sekaligus mencapai level tertinggi sejak Oktober 2018.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak November, yang berakhir pada Rabu (20/10/2021), ditutup menguat 91 sen atau 1,1 persen ke US$83,87 per barel. Kontrak WTI yang lebih aktif untuk pengiriman Desember menetap naik 98 sen menjadi US$83,42 per barel.
Harga minyak mentah telah meningkat karena pasokan semakin ketat, dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan peningkatan pasokan yang lambat daripada intervensi untuk menambah lebih banyak barel ke pasar, dan karena permintaan AS telah meningkat.
Secara global, para penyuling telah meningkatkan produksi berkat margin yang tinggi, yang hanya dapat dikendalikan dengan pemeliharaan. Penggunaan kapasitas penyulingan AS turun dalam minggu terakhir, tetapi analis mencatat bahwa pasokan dapat terus mengetat jika penyuling AS juga melanjutkan pemrosesan lagi.
“Permintaan yang lebih kuat dan kekhawatiran tentang penurunan persediaan ketika penyulingan sudah beroperasi pada tingkat rendah selama musim pemeliharaan membuat orang khawatir tentang apa yang akan terjadi ketika penyuling harus meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan bensin dan sulingan yang sangat kuat,” kata analis energi senior di Price Futures Group Phil Flynn, dikutip Kamis (21/10/2021).
Stok minyak mentah AS turun 431.000 barel dalam minggu terakhir, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan, terhadap ekspektasi untuk peningkatan, dan stok bensin anjlok lebih dari 5 juta barel karena para penyuling memotong pemrosesan saat pemeliharaan.
Persediaan AS di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma mencapai level terendah sejak Oktober 2018. Stok bensin sekarang berada di level terendah sejak November 2019, kata EIA, sementara stok sulingan turun ke level yang tidak terlihat sejak awal 2020.
Harga minyak juga terangkat oleh lonjakan harga gas alam dan batu bara di seluruh dunia sebagai antisipasi bahwa pembangkit listrik dapat beralih ke minyak untuk menyediakan listrik.
Menteri Energi Arab Saudi mengatakan pengguna yang beralih dari gas ke minyak dapat memenuhi permintaan 500.000-600.000 barel per hari, tergantung pada cuaca musim dingin dan harga sumber energi lain.