Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) banyak melakukan penerbitan surat utang pada paruh kedua tahun ini. Penerbitan obligasi menjadi salah satu pilihan perusahaan di tengah suku bunga rendah.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, setiap perusahaan yang berniat menerbitkan obligasi harus memperhatikan dua hal. Pertama, tingkat suku bunga dan kedua, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN).
"Saat ini kalau kita lihat tingkat suku bunga ada di posisi sangat rendah, sehingga imbal hasil rendah," ujar Nico kpada Bisnis, Senin (18/10/2021).
Di tengah situasi dan kondisi seperti saat ini, menurutnya hal ini bisa menjadi momentum perusahaan menerbitkan surat utang. Menurutnya saat ini menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan meraih pendanaan melalui penerbitan surat utang.
Apalagi, kata dia, hal ini didukung dengan pemulihan ekonomi yang berjalan konsisten. Artinya, perusahaan yang ingin menerbitkan surat utang, bisa menerbitkannya dengan cost of fund yang rendah.
"Dalam arti kupon yang akan diberikan tidak mesti tinggi, karena tingkat suku bunga rendah ditopang imbal hasil SUN yang rendah," tutur dia.
Baca Juga
Adapun pada pada paruh kedua tahun ini, beberapa perusahaan melakukan penerbitan surat utang. Perusahaan-perusahaan tersebut seperti PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dengan obligasi Rp750 miliar, dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) yang melakukan penerbitan obligasi Rp1,2 triliun.
Kemudian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dengan obligasi Rp2,5 triliun dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) yang berencana menerbitkan surat utang Rp2,5 triliun.