Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Citigroup Sekuritas Pasang Posisi Bullish Terhadap IHSG

IHSG dipercaya dapat mengejar ketertinggalan dibandingkan indeks utama dunia didukung oleh kondisi Covid-19 yang mulai kondusif dan fundamental makroekonomi yang kuat.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Citigroup Sekuritas Indonesia memasang posisi bullish untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jelang akhir tahun.

Adapun, IHSG dipercaya dapat mengejar ketertinggalan dibandingkan indeks utama dunia didukung oleh kondisi Covid-19 yang mulai kondusif dan fundamental makroekonomi yang kuat.

Head of ASEAN and Indonesia Research Citigroup Sekuritas Ferry Wong mengatakan pihaknya bullish untuk pasar saham Indonesia. 

Dia menyebut valuasi indeks saat ini diperdagangkan di PER 15,2 kali yang artinya tidak terlalu mahal. 

“Hanya kurang lebih 0,3-0,4 Standar Deviasi di atas historical mean. Kalau kita lihat indeks sempat menyentuh PE 18 kali, ini masih cukup menarik,” kata Ferry pekan lalu.

Adapun, pendorong pertama kinerja IHSG disebut Ferry berasa dari kasus harian Covid-19 yang turun secara signifikan dari puncaknya 54.000 per hari menjadi 1.500 per hari. Hal itu dinilai akan menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk kembali membuka perekonomian, sehingga  pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2021 pun dapat terkerek.

Selanjutnya, kenaikan harga komoditas terutama batu bara dan CPO juga dinilai Ferry menjadi faktor penting bagi ekonomi Indonesia karena keduanya merupakan produk ekspor utama Tanah Air. 

Citigroup Sekuritas pun memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dapat rebound menjadi 3,4 persen pada 2021 dan terus menanjak hingga 4,8 persen pada 2022 didorong oleh investasi dan konsumsi.

Lebih lanjut, Ferry menyebut kenaikan harga komoditas juga menjadi penggerak laju IHSG selama 2-3 pekan terakhir. Adapun, apresiasi IHSG itu disebut Ferry lebih disebabkan oleh kembalinya investor asing ke dalam negeri.

“Investor asing masuk ke bursa Indonesia dan menyebabkan IHSG naik cukup banyak,” tutur Ferry.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 15 Oktober 2021, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp33,14 triliun sejak awal tahun. Adapun pada hari perdagangan Jumat (15/10/2021) saja, investor asing mencatatkan net buy senilai Rp1,50 triliun.

Menurut Ferry, keberadaan investor asing di pasar saham Tanah Air masih sangat penting walaupun investor lokal lebih mendominasi. Pasalnya, pola investasi investor asing yang biasanya buy and hold dinilai akan lebih mengaktifkan pasar bersamaan dengan tren trading investor lokal.

Di sisi lain, efek tapering dari Bank Sentral AS dalam waktu dekat dinilai tidak akan terlalu membawa tekanan berarti ke Indonesia. Pasalnya, kondisi Indonesia saat ini masih kuat dan makin ditopang oleh kenaikan harga komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper