Bisnis.com, JAKARTA - Meski mencatatkan penurunan pendapatan pada paruh pertama tahun ini, saham PT Timah Tbk. (TINS) masih layak dikoleksi seiring dengan prospek kinerja yang lebih baik di semester II/2021.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan semester I/2021, TINS mencatat pendapatannya turun 27 persen ke Rp5,87 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,03 triliun.
Meskipun terjadi penurunan, perseroan masih mencatatkan laba dan EBITDA yang cemerlang. Untuk EBITDA perusahaan para paruh pertama tahun ini tercatat melesat 199 persen ke Rp1,04 triliun dari tahun sebelumnya hanya Rp348 miliar.
Kemudian, laba operasional perseroan melambung 378 persen dari minus Rp227 miliar menjadi Rp630 miliar pada semester I/2021. Selanjutnya, untuk laba bersih perseroan berhasil mencatat kenaikan 169 persen ke Rp270 miliar dari tahun sebelumnya masih minus Rp390 miliar.
Terkait hal tersebut, Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menyebutkan, pertumbuhan laba TINS pada paruh pertama tahun ini ditopang oleh peningkatan harga jual rata-rata atau average seliing price (ASP) timah sebesar 69 persen.
Ia menjelaskan, tren ini juga diikuti efisiensi beban pokok penjualan yang dilakukan TINS. Hal tersebut membuat beban pokok terhadap penjualan perusahaan turun menjadi 81 persen dari 97 persen.
Baca Juga
“TINS juga berhasil menekan beban keuangan sehingga labanya berhasil tumbuh,” jelas Sukarno saat dihubungi pekan ini.
Ke depannya, Sukarno meyakini kinerja TINS dapat tetap terjaga hingga akhir tahun. Hal ini seiring dengan langkah efisiensi biaya yang ditempuh perusahaan akan memaksimalkan penjualan dari sentimen kenaikan harga timah yang tengah terjadi.
Ia memaparkan, sejauh ini harga timah sudah menguat sekitar 16 persen dari penutupan semester I/2021.
Selain itu, Sukarno mengatakan rencana eksplorasi tambang laut perusahaan juga tepat dilakukan saat ini seiring dengan tren harga yang terus menguat.
“Meski penjualannya masih akan turun, tetapi dengan efisiensi biaya dan ekspansi pada tambang lautnya, kinerja TINS saya perkirakan akan meningkat sampai akhir tahun,” jelasnya.
Sementara, dari sisi valuasi saham Sukarno mengatakan harga TINS sudah cenderung menguat dalam jangka pendek. Prospek bisnis dan kinerja yang positif hingga akhir tahun membuat Sukarno merekomendasikan investor untuk membeli TINS dengan target harga Rp1.925.