Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas berpeluang kembali turun setelah dolar AS menguat yang ditopang oleh laporan laba dan pendapatan yang positif.
Tim Riset Monex Investindo Futures menyebutkan penguatan dolar AS dipicu oleh optimisnya laporan laba pendapatan perusahaan global yang membantu meredakan kekhawatiran investor tentang inflasi yang lebih tinggi dan hal ini berpeluang memicu penurunan harga emas.
"Pendapatan yang kuat dan kekhawatiran bahwa inflasi akan memicu kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan mereda untuk saat ini," tulisnya dalam riset harian, dikutip Sabtu (16/10/2021).
Penjualan ritel AS yang secara tak terduga meningkat pada September juga menjadi sentimen positif bagi dolar AS. Seperti dilaporkan Departemen Perdagangan pada Jumat (15/10/2021) data penjualan ritel naik 0,7 persen bulan lalu.
Sementara itu, data untuk Agustus direvisi lebih tinggi untuk menunjukkan penjualan ritel meningkat 0,9 persen, bukan 0,7 persen seperti yang dilaporkan sebelumnya.
"Harga emas berpeluang dijual menguji level support US$1.760 selama harga mampu tertahan di bawah level resisten US$1.788 per ons," tulis tim riset MIFX.
Namun, bila harganya mampu bergerak lebih tinggi dari level resisten tersebut, harga emas berpotensi dibeli menargetkan level resistance selanjutnya US$1.803 per ons.
Pada penutupan perdagangan Jumat (15/10/2021), harga emas Comex terpantau anjlok 29,60 poin atau 1,65 persen ke US$1.768,30 per ons. Sementara itu, harga emas spot merosot 28,25 poin atau 1,57 persen ke US$1.767,62 per ons.
Level Support : 1774 - 1768 - 1760
Level Resistance : 1788 - 1796 - 1803