Bisnis.com, JAKARTA — PT Indika Energy Tbk. melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo telah mengambil alih seluruh modal yang telah disetor dan ditempatkan dalam Nusantara Resources Limited.
Adi Pramono, Sekretaris Perusahaan Indika Energy, mengatakan transaksi itu dilakukan melalui mekanisme scheme of agreement sebagaimana diatur dalam Australian Corporations Act 2001.
“Penyelesaian transaksi ini telah mendapatkan persetujuan pemegang saham Nusantara Resources Limited (NUS) dalam rapat umum pemegang saham pada 22 September 2021,” paparnya dalam keterbukaan informasi, Rabu (6/10/2021).
Selain itu, transaksi akuisisi itu juga telah mendapatkan persetujuan pengadilan di Australia pada 24 September 2021.
Menurut Adi, Indika Mineral Investindo (IMI) telah membayar 0,35 dolar Australia per saham NUS atau senilai total 58,81 juta dolar Australia (sekitar Rp610,89 miliar) untuk mencaplok 168,04 juta saham NUS.
Saham yang diambil alih IMI termasuk saham-saham yang akan diterbitkan pada saat pelaksanaan hak.
Baca Juga
“Setelah penyelesaian transaksi, NUS tidak akan lagi tercatat di Australian Securities Exchange efektif pada saat penutupan perdagangan pada 7 Oktober 2021,” imbuhnya.
Adi menegaskan transaksi itu merupakan langkah strategis emiten bersandi INDY sebagai salah satu strategi diversifikasi perseroan.
Nusantara Resources Limited merupakan perusahaan pertambangan emas yang listing di Bursa Australia yang memiliki 100 persen saham pertambangan Awak Mas yang terletak di Sulawesi Selatan.
Proyek Awak Emas itu memiliki perkiraan cadangan ore sebesar 1,1 juta ounce dan sumber daya sebesar 2 juta ounce di provinsi tersebut dengan total investasi sebesar US$150 juta—US$200 juta.
Pada perkembangan lain, INDY juga memacu investasi di proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Tahun ini, INDY telah memasang PLTS di wilayah Kideco di Paser, Kalimantan Timur.
Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando menjelaskan bahwa pemerintah sudah menetapkan target pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan memberlakukan insentif, di mana PLN akan 100 persen membeli listrik dari rooftop panel surya dari pihak swasta.