Bisnis.com, JAKARTA – Menyesuaikan rencana pemerintah yang tertuang dalam RUPTL PLN 2021-2030, PT Indika Energy Tbk. memulai langkah dengan tidak menambah investasi baru di sektor batu bara.
Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando menjelaskan bahwa pemerintah sudah menetapkan target tersebut dan memberlakukan insentif, di mana PLN akan 100 persen membeli listrik dari rooftop panel surya dari pihak swasta.
“Hal ini dapat mendorong pertumbuhan PLTS di Indonesia. Maret lalu, kami juga telah mendirikan perusahaan patungan dengan Fourth Partner Energy, perusahaan India terdepan dalam mengembangkan tenaga surya. Kami berencana untuk mengembangkan PLTS yang mayoritas diperuntukan untuk pasar komersial dan industri,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (6/10/2021).
Tahun ini, emiten berkode saham INDY tersebut telah memasang PLTS di wilayah Kideco di Paser, Kalimantan Timur.
“Beroperasinya PLTS ini mampu memberikan penghematan operasional hingga 7 jam dan secara jangka panjang akan menghasilkan penghematan biaya sebesar 45 persen, dibanding penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel [PLTD],” tambahnya.
Melihat isu sumber energi terbarukan masih sulit dibandingkan dengan energi murah seperti batu bara, Ricky setuju bahwa saat ini, batubara masih menjadi salah satu sumber energi yang paling ekonomis.
Baca Juga
Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, INDY optimistis biaya energi terbarukan ke depannya bisa menjadi lebih ekonomis.
Saat ini, INDY masih akan menjaga produksi batubara sesuai dengan rencana penambangan dan mencapai target produksi yang telah ditetapkan.
“Namun, ke depannya kami berkomitmen untuk tidak menambah investasi baru di sektor batu bara,” tegasnya.