Bisnis.com, JAKARTA - Aksi penambahan modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dipercaya dapat menggairahkan industri pasar modal domestik.
Edhi Pranasidhi, pengamat pasar modal sekaligus Founder Indonesia Superstocks Community, mengatakan aliran modal asing berpotensi masuk ke Indonesia setelah indeks saham Wall Street ditutup turun pada Selasa (28/9/2021).
Dia menyebut salah satu penarik dana asing ke pasar modal Indonesia itu berasal dari keberhasilan rights issue Bank BRI mengingat aksi korporasi tersebut merupakan yang terbesar ketiga di Asia.
“investor yang melakukan subscribe saat rights issue BRI bukan hanya dari dalam negeri, tapi juga pialang asing. Sehingga ini menandakan iklim yang lebih positif di pasar modal Indonesia untuk menarik minat pemodal asing masuk,” tulis Edhi dalam siaran pers, Rabu (29/9/2021).
Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan menambahkan saat ini investor institusi memiliki rencana aksi beli yang cukup besar. Bank BRI sebagai perbankan pelat merah dengan performa dan cukup baik dan pengelolaan risiko terjaga pun dipastikan masuk ke radar investor institusi tersebut.
"Sentimen saham Bank BUMN khususnya BBRI ke depan akan positif seiring dengan peningkatan aksi beli investor institusi di kuartal IV/2021. Untuk target price BBRI di posisi Rp4.200 dengan price to book value 2,6 kali lipat," tuturnya.
Baca Juga
Alfred menunjukkan pergerakan saham BBRI secara tidak langsung dikendalikan oleh momentum rights issue dengan harga relatif murah yakni Rp3.400. Dia pun menggaris bawahi potensi kinerja Holding Ultra Mikro (UMi) yang didanai rights issue tersebut ke depan akan sangat kuat dalam mendongkrak saham BBRI.
Pada perdagangan Rabu (29/9/2021) sesi I, saham BBRI bertengger di level Rp3.720, sama seperti kemarin. Sepanjang 2021, saham BBRI masih turun 7,6 persen.