Bisnis.com, JAKARTA – Saham TKIM, SMRA, LINK, AKRA, dan ULTJ bergerak variatif setelah disingkirkan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dalam sejumlah konstituen indeks di Bursa Efek Indonesia.
Dari kelima saham tersebut pada Kamis (23/9/2021), terpantau 2 saham melemah, 2 menguat dan sisanya diam di tempat.
Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) ditutup turun 4,12 persen atau 35 poin ke posisi Rp815 per saham. Sepanjang perdagangan, SMRA bergerak dalam rentang Rp805 – Rp835.
Pelemahan juga terjadi pada emiten penyedia jaringan broadband, PT Link Net Tbk (LINK). Saham LINK ditutup turun 1,62 persen ke level Rp4.250 per saham.
Padahal saham LINK mengawali perdagangan di zona hijau pada level Rp4.330 per saham. Nilai transaksi LINK mencapai Rp6,41 miliar.
Berbeda nasib dengan SMRA dan LINK, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ) ditutup menguat.
Baca Juga
Saham AKRA naik 2,76 persen ke level Rp4.100 dari Rp3.990 pada penutupan sebelumnya. Sepanjang hari, AKRA bergerak di kisaran Rp4.020–Rp4.120.
Berikutnya, saham emiten produsen susu berkode ULTJ menguat 2,30 persen atau 35 poin ke posisi Rp1.555 per saham. Total transaksinya mencapai Rp2,76 miliar.
Saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TIKM) ditutup stagnan di posisi Rp7.025 per saham. Sepanjang perdagangan, saham ini bergerak di antara Rp7.000–Rp7.100.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia telah memasukan saham BUKA ke dalam indeks IDX30, LQ45, IDX80, JII dan JII70 melalui jalur fast entry.
Adapun periode efektif mulai 29 September sampai dengan Januari 2022. Saham BUKA berhasil menggeser saham TKIM di Indeks IDX30, SMRA di LQ45, LINK di IDX80, AKRA di JII dan ULTJ di JII70.
Sebagaimana diketahui BEI melakukan evaluasi fast entry sebelum memasukkan saham Bukalapak ke dalam indeks tersebut. Regulator menilai rasio free float emiten teknologi itu mencapai 44 persen sehingga dapat menggeser konstituen lain.