Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bukalapak (BUKA) Bukan Jaminan Indeks LQ45 Naik

Analis menilai masuknya saham BUKA tidak tidak serta-merta mendorong Indeks LQ45 untuk bergerak naik. 
Ilustrasi Bukalapak, salah satu marketplace di Indonesia
Ilustrasi Bukalapak, salah satu marketplace di Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Masuknya saham PT Bukalapak.com Tbk. ke dalam Indeks LQ45 dinilai tidak mampu menopang pergerakan Indeks LQ45. 

Emiten teknologi berkode BUKA ini baru saja masuk dalam lima indeks sekaligus di Bursa Efek Indonesia yaitu, LQ45, IDX30, IDX80, JII, JII70 lewat jalur fast entry.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper menyampaikan masuknya saham BUKA tidak tidak serta-merta mendorong Indeks LQ45 untuk bergerak naik. 

Indeks LQ45 hari ini ditutup naik 0,39 persen atau 3,33 poin menjadi 865,51. Namun, sepanjang 2021, Indeks LQ45 masih terkoreksi 9,72 persen.

Menurutnya, masuknya BUKA ke dalam indeks ini malah bertolak belakang dengan tujuan awal pembentukan Indeks LQ45, yang berisikan saham dengan likuiditas dan fundamental yang baik. 

"Justru ini bertolak belakang dengan tujuan awal pembentukan index LQ45, yang seharusnya berisikan saham-saham dengan likuiditas yang baik dan fundamental yang baik juga," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (23/9/2021). 

Dennies berpendapat masuknya BUKA ke Indeks LQ45 terkesan sedikit dipaksakan dan hanya memanfaatkan momentum start up yang baru pertama kali IPO.

Dia menambahkan dari segi likuiditas saham BUKA dapat tergolong cukup baik. Namun, dia mengingatkan umur BUKA di pasar bursa terbilang baru belum bisa disebut benar-benar likuid. 

"Likuiditas sebenarnya cukup baik, tapi ini kan baru IPO sekitar satu setengah bulan, jadi saya rasa belum bisa dikatakan benar-benar likuid saat ini," pungkasnya. 

BUKA resmi listing di BEI pada 6 Agustus 2021 dengan harga pelaksanaan Rp850. IPO BUKA menjadi yang terbesar sepanjang sejarah BEI, dengan peroolehan dana Rp21,9 triliun.

Sementara itu, saham BUKA ditutup menghijau pada akhir perdagangan Kamis (23/9/2021). Saham BUKA menguat 4,12 persen atau 35 poin ke posisi Rp885 per saham. 

Sepanjang perdagangan, BUKA bergerak dalam rentang Rp860–Rp900. Total transaksinya mencapai Rp538,48 miliar. Kapitalisasi pasar BUKA sebesar Rp91,21 triliun. 

Secara fundamental, berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, BUKA membukukan kerugian bersih senilai Rp766,23 miliar. Jumlah tersebut turun dibandingkan periode yang sama dengan tahun sebelumnya Rp1,02 triliun.

Penurunan rugi bersih, dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan sebesar 34,67 persen. Per Juni 2021, pendapatan perseroan mencapai Rp863,62 miliar, naik dari sebelumnya Rp641,28 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper