Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mendapat sentimen positif setelah masuk kelima indeks sekaligus.
BUKA baru saja masuk dalam lima indeks sekaligus di Bursa Efek Indonesia yaitu, LQ45, IDX30, IDX80, JII, JII70 lewat jalur fast entry.
Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan aliran dana atau inflow asing akan mengalir deras ke emiten teknologi tersebut. Pasalnya Bukalapak telah diterima masuk dalam kelima indeks yang prestisius.
“Tentunya masuk indeks adalah katalis positif untuk harga saham, karena dengan masuknya BUKA ke indeks-indeks besar di bursa kita menjadi katalis positif sehingga akan ada inflow,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (23/9/2021).
Jimmy menambahkan hal itu mulai terlihat pada pembukaan perdagangan di hari ini. Secara teknikal, lanjutnya, pergerakan saham BUKA menunjukkan gap up. Gap up adalah fenomena lonjakan pada harga pembukaan sesi berikutnya sehingga terdapat kesenjangan dengan harga tertinggi pada sesi sebelumnya.
Pada hari Rabu (22/9/2021), saham Bukalapak ditutup pada level Rp850 mendadak naik ke level Rp875 pada saat pembukaan tanpa melalui level-level harga sebelumnya. Jimmy menambahkan volume transaksi BUKA juga sudah di atas rata-rata transaksi 20 hari terakhir.
Baca Juga
Pada perdagangan Kamis (23/9/2021) pukul 13.30 WIB, saham BUKA naik 5,29 persen atau 45 poin menjadi Rp895. Investor asing mencatatkan net buy Rp93,71 miliar. Sebulan terakhir, investor asing mencatatkan net buy Rp1,05 triliun.
“Hal yang menarik diperhatikan, investor asing rajin akumulasi saham BUKA setelah bantingan di awal-awal itu,” ungkapnya.
Menurut Jimmy saham emiten teknologi itu kini sedang bagus karena ditopang sentimen global. Misalnya kasus evergrande yang mulai reda dan keputusan The Fed terkait tapering.
Meski demikian dia berharap investor memperhatikan laporan keuangan Bukalapak pada kuartal III/2021 mendatang. Pasalnya perseroan baru saja mendapatkan dana segar hasil penawaran saham pada periode yang sama.
Oleh sebab itu dia memperkirakan hasil laporan keuangan kuartal III/2021 dan kuartal IV/2021 akan bagus.
“Kalau ternyata di bawah ekspektasi pasar, itu bisa menjadi katalis negatif. T api kalau dilihat dari hasil paruh pertama seharusnya akan cukup in line kok,” jelasnya.
Jimmy merekomendasikan beli BUKA sebagai pilihan utama sektor teknologi. Dia memasang target harga sebesar Rp1.435 per saham.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.