Bisnis.com, JAKARTA – PT Shinhan Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli bagi PT Bukalapak.com Tbk. dengan target harga Rp1.000.
Tim riset Shinhan Sekuritas mentatakan Bukalapak memiliki kepiawaian dalam jaringan dagang mikro sehingga memili banyak ruang untuk mendorong pertumbuhan e-commerce. Mereka memperkirakan harga emiten teknologi itu bisa menyentuh Rp1.000.
“Kami menggunakan rata-ratarasio EV/Penjualan Pertumbuhan e-commerce sebesar 0,23 kali sebagai jangkar untuk mendorong penilaian kami yang menyiratkan EV/Penjualan sebesar 16 kali. Valuasi ini mencerminkan 0,3 kali dari perkiraan EV/Total Processing Value [TPV] Bukalapak,” tulis tim dalam riset dikutip Kamis (23/9/2021).
Shinhan Sekuritas berpendapat model bisnis online to offline (O2O) akan meningkatkan bisnis mikro-ritel. O2O, lanjut tim, adalah model bisnis yang memungkinkan toko ritel mikro offline untuk meningkatkan nilainya melalui platform.
Berdasarkan data Bukalapak 35 persen dari gross merchandise value (GMV) berasal dari produk fisik sedangkan 65 persen dari barang digital. Pada 2020 GMV yang dihasilkan dari e-warung sekitar US$2,9 miliar sedangkan produk digitalnya US$3,98 miliar.
Tim riset memperkirakan tren untuk GMV akan mencapai US$3 miliar untuk barang fisik dan US$55,4 miliar pada tahun 2025. “Segmen O2O akan menghasilkan lebih banyak kemitraan dalam ekosistem digital dan akan memiliki dampak positif untuk meningkatkan pijakannya dalam bisnis UMKM,” sebut tim.
Baca Juga
Sampai dengan akhir tahun, Shinhan Sekuritas memperkirakan nilai TPV Bukalapak dapat mencapai Rp125,64 triliun. Dari situ pendapatan perseroan mampu mencapai Rp2,04 triliun dengan rugi bersih sebesar Rp1,26 triliun.
Di sisi lain, Investor asing terus melakukan akumulasi beli ketika harga saham PT Bukalapak.com Tbk. mengalami tekanan. Sebulan terakhir, investor asing mencatatkan net buy Rp1,09 triliun.
Pada Kamis (23/9/2021), saham BUKA naik 4,12 persen atau 35 poin menjadi Rp885. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp91,21 triliun.
Adapun broker yang tercatat agresif melakukan pembelian adalah PT UBS Sekruritas Indonesia, PT CGS-CiMB Sekuritas Indonesia dan PT Citigroup Sekuritas Indonesia. Khusus untuk UBS, perseroan mengeluarkan dana hingga mencapai Rp522,1 miliar untuk memborong saham BUKA.
Sementara itu, BUKA baru saja masuk dalam lima indeks sekaligus di Bursa Efek Indonesia yaitu, LQ45, IDX30, IDX80, JII, JII70.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.