Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk. mendapatkan pinjaman dari sejumlah perbankan melalui dua anak usahanya yaitu PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Iforte Solusi Infotek (Iforte) senilai total Rp14 triliun.
Protelindo merupakan anak usaha dari emiten dengan kode saham TOWR tersebut dengan kepemilikan saham 99,99 persen. Sedangkan Iforte merupakan anak usaha dari Protelindo dengan kepemilikan saham 99,99 persen.
Sekretaris Perusahaan Sarana Menara Irfan Ghazali mengatakan pinjaman yang didapatkan masing-masing anak usaha perseroan merupakan transaksi terpisah dan tidak berhubungan satu sama lain.
“Namun demikian, mengingat transaksi-transaksi tersebut adalah jenis transaksi yang sejenis dan seluruh pinjaman diberikan kepada Protelindo, maka keterbukaannya dilakukan dalam satu keterbukaan,” tulis Irfan dalam keterbukaan informasi, Selasa (21/9/2021).
Adapun, perbankan yang telah menandatangani fasilitas kredit ke Protelindo adalah Bank BNI senilai Rp3 triliun, Bank BTPN Rp2 triliun, Bank CIMB Niaga Rp1 triliun, Bank HSBC Indonesia Rp1 triliun, Bank Mandiri Rp2 triliun, Bank Mizuho Indonesia Rp2 triliun, dan MUFG Bank Ltd. cabang Jakarta Rp 3 triliun.
Irfan melanjutkan bahwa pinjaman tersebut akan digunakan oleh Protelindo untuk membiayai kebutuhan umum perusahaan termasuk juga untuk membiayai potensi akuisisi oleh Protelindo.
Baca Juga
“Atas penandatanganan Perjanjian Pinjaman tersebut di atas maka jumlah utang Protelindo akan meningkat, namun masih di dalam batasan-batasan yang wajar,” tulis Irfan.
Pada saat yang sama, perseroan juga melakukan penandatanganan perjanjian fasilitas perubahan kesembilan dengan BCA menjadi senilai Rp2 triliun, dari plafon awal senilai Rp500 miliar.
Tak hanya itu, perjanjian perubahan fasilitas bergulir senilai juga diteken Protelindo dengan Bank Danamon dan Maybank pada 16 September 2021. Protelindo menambah fasilitas dari Bank Danamon menjadi Rp2 triliun dari semula Rp1 triliun, sementara dengan Maybank menjadi Rp1 triliun dari sebelumnya Rp500 miliar.