Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen emiten unggas, PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) meyakini lonjakan harga jagung dan penurunan harga telur ayam tidak akan berimbas signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Ali Mas’adi, Chief Executive Officer Widodo Makmur Unggas, menjelaskan tren kenaikan harga jagung dan penurunan harga telur ayam akan berdampak bagi seluruh pelaku usaha unggas di tanah air.
Meski demikian, kedua fenomena ini dinilai tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja WMUU. Hal ini mengingat fokus bisnis perusahaan yang berada di hilir industri unggas.
Ia menjelaskan, dengan model bisnis yang terfokus pada sektor hilir dengan output produk berupa karkas ayam, boneless, dan chicken parting, proses produksi WMUU yang paling besar terjadi di fasilitas Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU).
“Dengan kontribusi terbesar kami berasal dari aktivitas produksi di RPHU, kedua fenomena ini tidak berdampak signifikan bagi Perusahaan. Kami optimistis dapat terus tumbuh dan mencapai target yang kami miliki di tahun 2021,” katanya saat dihubungi, Senin (20/9/2021).
Ia melanjutkan, peternakan unggas juga bukan menjadi sumber pendapatan utama bagi Widodo Makmur Unggas. Ali mengatakan, penerimaan dari segmen telur hanya 0,3 persen dari total pendapatan Widodo Makmur Unggas.
Baca Juga
Ali menambahkan, saat ini pemerintah sudah mulai mengambil langkah sebagai upaya untuk menekan harga jagung. Hal tersebut mengingat jagung sebagai salah satu bahan utama untuk pakan ternak unggas.
Menurutnya, langkah-langkah yang diambil pemerintah akan sangat membantu para pelaku industri peternakan unggas khususnya yang berada di segmen peternakan skala kecil atau UMKM yang bergerak di bidang layer farm atau penghasil telur.
Namun, langkah ini juga harus ditinjau lebih jauh dari beragam sisi. Keberpihakan pemerintah tidak hanya kepada para pelaku usaha industri unggas, tetapi juga harus dapat berpihak kepada para petani jagung.