Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Jagung Melambung, Kinerja JPFA & CPIN Tak Akan Terimbas Signifikan

Saham JPFA direkomendasikan beli dengan target harga Rp2.400 dan price to equity ratio (P/E) sebesar 10 kali.
Ilustrasi peternakan ayam/Istimewa
Ilustrasi peternakan ayam/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga jagung sebagai salah satu bahan pakan ternak dan melorotnya harga telur ayam diyakini tidak akan berimbas signifikan terhadap kinerja emiten unggas seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN).

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menjelaskan, jagung memang memiliki porsi yang cukup besar dalam bahan baku pakan ternak. Ia mengatakan, komposisi jagung pada pakan ternak berada di kisaran 40 persen hingga 50 persen.

Menurutnya, lonjakan harga jagung akan berimbas cukup signifikan secara langsung terhadap harga pakan dan juga harga produk unggas seperti day old chicken (DOC), daging, dan daging olahan.

Ia mengatakan, emiten unggas seperti Japfa Comfeed dan Charoen Pokphand yang ingin mempertahankan margin tentu akan menaikkan harga produknya seiring dengan lonjakan harga jagung.

“Namun jika tidak terjadi kenaikan harga produk, maka akan ada penurunan margin,” katanya saat dihubungi pada pekan ini.

Ia melanjutkan, kenaikan harga jagung sebenarnya sudah berlangsung sejak kuartal IV/2020. Dampaknya pun juga telah terlihat pada penurunan margin emiten unggas beberapa waktu lalu.

Ia mencontohkan, kenaikan harga jagung dari awal tahun 2021 hingga akhir semester I telah memangkas margin para emiten unggas. Margin keuntungan emiten unggas terlihat lebih tinggi pada semester I/2020 dibandingkan dengan semester I/2021.

“Tetapi, penurunan tidak terlalu signifikan karena terjadi kenaikan harga ayam. Selain itu, dari sisi produk, penjualan daging dan daging olahan merupakan kontribusi terbesar bagi CPIN dan juga JPFA,” jelasnya.

Selanjutnya, ia mengatakan tren penurunan harga telur yang juga tengah terjadi tidak akan berdampak signifikan terhadap kedua emiten. Menurutnya, kontribusi sektor ini tidak signifikan terhadap kedua perusahaan.

Adapun, Alfred merekomendasikan rating beli (buy) untuk saham JPFA dengan target harga Rp2.400 dan price to equity ratio (P/E) sebesar 10 kali. Ia mengatakan, saat ini valuasi JPFA tergolong murah sehingga potensi kenaikannya masih cukup besar.

“Potensi yang cukup bagus ini juga seiring dengan pendapatan JPFA yang lebih terdiversifikasi,” jelasnya.

Sementara itu, ia menyematkan rating hold untuk CPIN dengan price to equity ratio sebesar 20 kali dan target harga Rp6.900.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper