Bisnis.com, JAKARTA - Produsen rokok PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) berencana akan mengembalikan status perusahaan dari perusahaan publik, menjadi perusahaan tertutup atau go private.
Perseroan yang tidak memberikan dividen ke pemegang saham setelah tahun buku 2010 karena posisi saldo laba negatif, menjadi salah satu alasan manajemen RMBA untuk go private.
Berdasarkan kinerja keuangan perseroan pada semester I/2021, produsen rokok dengan jenama Dunhill ini membukukan penurunan penjualan 36,3 persen selama semester I/2021. Perseroan membukukan penjualan Rp4,84 triliun, turun dari Rp7,59 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Selama paruh pertama 2021, perseroan mencatatkan penurunan beban pokok penjualan 32,3 persen menjadi Rp4,38 triliun, dari Rp6,48 triliun secara tahunan atau year on year (yoy). Laba kotor perseroan pun tercatat turun 59,4 persen, dari Rp1,11 triliun di semester I/2020, menjadi Rp451 miliar di semester I/2021.
Akan tetapi, RMBA tercatat berhasil menurunkan pos beban penghasilan operasi 70,7 persen menjadi Rp336 miliar di semester I/2021, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,147 triliun.
Dengan kinerja tersebut, RMBA tercatat mampu membalikkan rugi usaha dari 36 miliar di paruh pertama tahun lalu, menjadi laba usaha Rp115 miliar di enam bulan pertama tahun ini.
Baca Juga
Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan pun menyusut menjadi Rp28,9 miliar, dari Rp165,4 miliar secara tahunan.
Sepanjang enam bulan pertama 2021, perseroan mencatatkan penurunan jumlah aset menjadi Rp10,6 triliun, dari Rp12,4 triliun per 31 Desember 2020.
Jumlah liabilitas RMBA per 30 Juni sebesar Rp4,94 triliun, turun dari Rp6,75 triliun di akhir 2020. Sementara jumlah ekuitas perseroan tercatat relatif tetap, yaitu senilai Rp5,72 triliun di paruh pertama 2021, dari Rp5,7 triliun di akhir 2020.