Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mirae Pertahankan Rekomendasi Beli INTP, Tapi Pangkas Target Harga jadi Rp12.600

Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mengatakan penjualan semen dari emiten dengan kode saham INTP tersebut kembali tertekan akibat PPKM Darurat dan PPKM Level 4 yang diberlakukan sejak awal Juli.
Pabrik semen milik PT Indocement
Pabrik semen milik PT Indocement

Bisnis.com, JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas memperkirakan semester kedua bakal lebih mengerek permintaan semen. Kendati demikian, kenaikan harga batu bara membuat laba perusahaan semen seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. tidak akan setinggi tahun lalu.

Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mengatakan penjualan semen dari emiten dengan kode saham INTP tersebut kembali tertekan akibat PPKM Darurat dan PPKM Level 4 yang diberlakukan sejak awal Juli.

Tercatat, penjualan semen domestik dari produsen semen Tiga Roda itu mencapai 1,4 juta ton pada Juli 2021 atau lebih rendah 0,4 persen secara bulanan dan turun 2,8 persen secara tahunan.

“Implementasi pembatasan sosial yang lebih ketat di Jawa-Bali terlihat lebih menekan INTP, sementara konsumsi semen domestik masih tumbuh 1,3 persen secara tahunan pada Juli 2021, karena tingginya eksposur perseroan di Jawa,” tulis Mimi dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Minggu (12/9/2021).

Adapun, total konsumsi semen di luar Jawa tercatat tumbuh 8,2 persen secara tahunan pada Juli sementara total konsumsi semen di Jawa turun 4,1 persen secara tahunan.

Kendati ada kontraksi, penjualan semen INTP pada periode Januari - Juli 2021 masih tumbuh sekitar 3,8 persen secara tahunan sebesar 8,8 juta ton.

Mimi pun yakin permintaan semen dari INTP akan meningkat lagi pada semester II/2021 karena biasanya permintaan selalu tinggi jelang akhir tahun.

Belum lagi, kasus Covid-19 yang mulai memperlihatkan tren penurunan juga akan mendorong pemerintah untuk kembali melonggarkan pembatasan sosial secara bertahap.

Mimi memperkirakan total penjualan semen INTP pada tahun ini bakal mencapai 18,1 juta ton atau lebih tinggi 1 juta ton dari tahun lalu seberat 17,1 juta ton. Hal ini ditopang oleh potensi proyek infrastruktur yang kembali dilanjutkan pada semester kedua dan kembalinya aktivitas ekonomi di luar ruang.

Akan tetapi, Mirae Asset Sekuritas memangkas turun laba bersih INTP sebesar 3,21 persen dari perkiraan sebelumnya menjadi sekitar Rp1,7 triliun karena marjin sepertinya akan ditekan oleh kenaikan harga batu bara.

“Walaupun kami memperkirakan INTP bisa memitigasi kenaikan harga batu bara dengan melakukan efisiensi biaya kami perkirakan marjin kotor INTP pada 2021 akan lebih rendah dari tahun lalu,” tulis Mimi.

Mimi masih mempertahankan rekomendasi trading buy untuk saham INTP namun menurunkan target harganya menjadi Rp12.600. Menurut Mimi, valuasi INTP saat ini masih menarik karena diperdagangkan di bawah P/E 5 tahun.

“Risiko dari rekomendasi kami adalah pertumbuhan permintaan yang lebih lambat dari perkiraan, kenaikan harga batu bara, dan kelebihan pasokan,” tulis Mimi.

Di lantai bursa, saham INTP ditutup naik 0,47 persen menjadi Rp10.750 pada akhir perdagangan Jumat (10/9/2021). Kapitalisasi pasar INTP tercatat Rp39,57 triliun.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper