Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi dan logistik, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) menargetkan belanja modal mencapai 1,6 triliun sepanjang tahun 2021. Masih ada belanja modal hingga Rp1 triliun yang masuk ke anggaran semester II/2021.
Direktur Keuangan Adi Sarana Armada Hindra Tanujaya mengungkapkan seluruh pilar bisnis perseroan menyerap belanja modal pada tahun ini. Kendati demikian, angka terbesar datang dari lini bisnis sewa kendaraan atau ASSA rent.
"Belanja modal terbesar di ASSA rent, setahun kami proyeksikan membeli 5.000-6000 unit kendaraan baru, proyeksi belanja modal antara Rp1,2-1,5 triliun. Hingga saat ini, belanja modal untuk rental mencapai Rp450 miliar," jelasnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (7/9/2021).
Realisasi hingga tengah tahun ini terbilang masih minim karena sedikit terhambat suplai kendaraan baru. Hambatan tersebut termasuk 2 bulan pelaksanaan PPKM dan secara global rantai pasok kendaraan terganggu karena kurangnya suplai suku cadang.
"Kami sudah menempatkan pesanan 1.000 unit kendaraan tapi belum kami terima kendaraannya, ini belum jadi realisasi belanja modal hingga saat ini," jelasnya.
Lebih lanjut, untuk lini bisnis balai lelang, ASSA hingga paruh pertama tahun ini sudah mengeluarkan belanja modal Rp100-Rp120 miliar untuk pembelian 4 hektare tanah dan menyiapkan pembangunan sarana dan prasarana bisnis lelang JBA.
Baca Juga
Sementara itu, lini bisnis logistik yang didukung terutama oleh AnterAja tidak menganggarkan belanja modal yang terlalu besar. Perseroan saat ini tengah menyiapkan pengelolaan dan penyortiran paket menggunakan robot yang akan meningkatkan efisiensi dan akurasi perseroan ke depan.
"Belanja modal di AnterAja bisnis jasa kurir kenapa tidak terlalu besar karena strateginya sewa. Misalnya, TitipAja pergudangannya sewa, kami kelola dan investasi hanya di racking. Hub-hub konsolidasi barang di AnterAja juga kebijakannya sewa jadi tidak ada belanja modal di sana," urainya.
Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto SP menjelaskan hingga saat ini ASSA masih mencatatkan pertumbuhan positif baik dari sisi top line maupun profitabilitasnya.
CAGR pendapatan antara 2015-2020 mencapai 17 persen. Perseroan juga menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 30 persen tahun ini.
Sementara itu, CAGR laba bersih sepanjang 2015-2019 naik 14 persen. Pada 2020, laba bersih sempat turun menjadi Rp87 miliar dan akan kembali tumbuh dengan target naik 170 persen tahun ini.
"ASSA pertumbuhannya masih positif sepanjang pandemi baik top line maupun profitabilitasnya, efisiensi dilakukan, tapi prospek bisnisnya masih growth company," katanya.