Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi dan logistik grup T.P Rachmat, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) menargetkan laba bersih meningkat 170 persen pada akhir tahun 2021.
Direktur Bisnis dan Layanan Adi Sarana Armada Suyanto Tjoeng menjelaskan lini bisnis logistiknya yakni AnterAja tahun ini fokus mengembangkan jaringan dan kapasitas guna menangkap pasar dari e-commerce, sosiocommerce dan pengguna jasa ritel.
Targetnya, AnterAja akan menjadi kontributor utama terhadap pendapatan ASSA dengan kontribusi antara 50-55 persen pada akhir tahun. Sebagai catatan, per Semester I/2021, kontribusi pendapatan AnterAja terhadap konsolidasian mencapai 45 persen.
"Untuk topline sampai dengan semester pertama 2021 itu mencapai 50 persen dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu, kami targetkan full year 25-30 persen topline, bottomline angka mencapai sekitar 170 persen," jelasnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (7/9/2021).
Peningkatan pendapatan dan laba bersih ini karena bisnis rental dan lelang kendaraan yang memberikan kontribusi tetap cukup besar di tengah pandemi. Selain itu, kinerja Anteraja yang terus membaik dan diharapkan berkontribusi positif.
AnterAja pada akhir tahun ini ditargetkan dapat mengelola 1 juta paket per harinya. Perseroan juga berupaya meningkatkan kemampuan melalui pemasangan mesin sortir robotik pertama di Indonesia guna mempercepat dan memperbanyak volume yang dapat dilayani.
Baca Juga
AnterAja juga mulai memperkuat ekosistem logistik berbasis aplikasi bersama dengan Gojek dan Grab guna melayani lebih banyak pelanggan.
ASSA juga terus melakukan transformasi dengan mengembangkan bisnis berbasis digital seperti Share Car, JBA lelang online, Caroline, dan Cartalog.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, ASSA mencatatkan pendapatan Rp2,11 triliun naik 50,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,4 triliun.
Kontribusi pendapatan per semester I/2021 dari lini bisnis AnterAja mencapai 47 persen atau Rp982,3 miliar. Selanjutnya dari bisnis penyewaan kendaraan, autopool, dan pengemudi mencapai 38 persen sebesar Rp795 miliar.
Kontribusi lainnya dari penjualan kendaraan bekas 9 persen, dari jasa lelang 4 persen dan dari jasa logistik 3 persen.
Beban pokok pendapatan pun turut meningkat menjadi Rp1,64 triliun dari posisi Rp1,01 triliun, sehingga laba kotor perseroan mencapai Rp467,14 miliar naik dari posisi Rp389,37 miliar semester I tahun lalu.
Beban penjualan perseroan juga meningkat menjadi RP12,55 miliar dari Rp8,04 miliar. Kemudian, beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi RP263,99 miliar dari posisi Rp244,36 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp72,62 miliar naik 68,9 persen dari posisi Rp43 miliar pada semester pertama tahun lalu.