Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Perdagangan Tipis Jelang Simposium Jackson Hole, Wall Street Menguat

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,11 persen ke level 35.405,50, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,22 persen ke 4.496,19 dan Nasdaq Composite naik 0,15 persen ke 15.041,86.
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat pada hari Rabu (25/8/2021), di tengah volume perdagangan yang rendah menjelang simposium Federal Reserve di Jackson Hole akhir pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,11 persen ke level 35.405,50, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,22 persen ke 4.496,19 dan Nasdaq Composite naik 0,15 persen ke 15.041,86.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq kembai menembus rekor tertinggi sepanjang masa. Sektor finansial dan energi memimpin kenaikan karena imbal hasil Treasury dan minyak mentah naik.

Kepala strategi ekuitas AS di BCA Research Irene Tunkel mengatakan tidak banyak faktor penekan bursa saham yang tersisa di pasar saat ini.

Pullback seperti pekan lalu menjadi semakin rendah karena lebih banyak orang membeli saham saat turun. Ada mentalitas buy-the-dip yang sangat kuat,” ungkap Tunkel, dikutip Bloomberg Kamis (26/8/2021).

Kinerja emiten, perluasan vaksinasi, dan dukungan dari kebijakan moneter telah membantu memperbaiki sentimen dalam menghadapi kasus varian delta yang meningkat. Namun, laju rencana The Fed untuk mulai mengurangi program pembelian obligasi tetap menjadi kunci utama yang dinantikan.

Pelaku pasar menantikan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Jackson Hole pada hari Jumat untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai program pembelian obligasi.

Fiona Cincotta, seorang analis pasar keuangan senior di City Index, mengatakan investor telah menimbang-nimbang mengenai apakah The Fed akan membuat pengumuman tapering, dengan konsensus saat ini mengharapkan The Fed menunda pengumuman hingga musim gugur, mengingat meningkatnya kasus Covid-19.

Investor berharap untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai pemikiran Fed terhadap stimulus moneter di tengah kenaikan inflasi tetapi dengan data ekonomi yang masih beragam.

Data terbaru hari Rabu menunjukkan pesanan pabrik-pabrik AS untuk peralatan bisnis secara tak terduga terhenti pada bulan Juli, menandai jeda dalam penumpukan investasi modal selama berbulan-bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper