Bisnis.com, JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mencatatkan pelemahan kinerja pada semester I/2020, jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Namun, emiten Grup Saratoga ini mengalami peningkatan secara kuartalan.
Pada laporan keuangan MDKA tercatat bahwa pada semester I/2021, perseroan mencatat pendapatan senilai US$135,4 juta, jumlah ini turun 31,9 persen dibandingkan dengan pada semester I/2020 yang mencapai US$198,8 juta.
“Pendapatan konsolidasian untuk semester pertama 2021 adalah US$135 juta dengan 42.114 ons emas dijual dengan harga rata-rata US$1.794/oz dan 5.450 ton tembaga dijual dengan harga rata-rata US$9.091/t,” seperti tertulis pada laporan keuangan MDKA, Rabu (25/8/2021).
Namun, jika dilihat per kuartal, pada kuartal II/2021, pendapatannya naik sampai US$88,9 juta, dibandingkan dengan pendapatan senilai US$46,5 juta pada kuartal pertama 2021.
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester pertama tahun ini mencapai US$5,86 juta. Jumlah ini melorot hingga 84,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 mencapai US$38,26 juta.
Senada, jika dilihat per kuartal kinerjanya lebih positif pada kuartal II/2021 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada kuartal II/2021, MDKA mencetak laba bersih senilai US$9,7 juta, dibandingkan dengan kerugian pada kuartal pertama mencapai US$6,3 juta.
Baca Juga
Adapun, pendapatan pada semester pertama bersumber dari pendapatan logam mulia dari Tambang Emas Tujuh Bukit yang mencapai US$85 juta.
“Pendapatan pada kuartal II/2021 meningkat setelah produksi kembali normal dengan selesainya perbaikan akibat insiden pelataran pelindian,” jelas manajemen MDKA.
Selain itu, penjualan Tambang Tembaga Wetar juga meningkat dari US$18 juta pada semester pertama 2020 menjadi US$50 juta pada semester pertama 2021, seiring dengan peningkatan produksi dari pit Partolang yang baru.
“Manfaat penuh dari peningkatan produksi dari logam mulia dan tembaga pada kuartal II/2021 belum sepenuhnya tercermin dalam pendapatan karena realisasi penjualan yang terlambat dari produksi,” tambahnya.