Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen mebel asal Sumatera Utama, PT Cahaya Bintang Medan Tbk (CMBF) mencatatkan penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2021.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, CMBF membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 9,16 miliar pada kuartal I/2021. Angka tersebut lebih rendah 72,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp33,3 miliar.
Sementara itu, laba usaha tercatat sebesar Rp840 juta pada kuartal I/2021, turun dari Rp8,55 miliar pada kuartal I/2020. Laba tahun berjalan pun turun signifikan menjadi Rp410 juta dari Rp4,94 miliar tahun sebelumnya.
Adapun porsi pendapatan perseroan hingga Maret 2021 masih ditopang oleh penjualan lemari pakaian polos sebesar 61 persen, diikutip oleh produk lemari belajar sebesar 15 persen, dan audio video rack sebesar 9 persen.
Pada tahun 2020, CMBF juga mencatat penurunan pendapatan menjadi Rp 79,46 miliar. Pendapatan tersebut turun 48,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 153,33 miliar.
Sementara itu, laba kotor tercatat Rp 25,13 miliar, laba usaha Rp 15,76 miliar. Laba tahun berjalan turun signifikan Rp 7,3 miliar dibandingkan 2019 sebesar Rp 36,96 miliar.
Baca Juga
Sepanjang 2020, kapasitas produksi perseroan diasumsikan sama dengan tahun sebelumnya sebesar 347.000 unit. Utilisasi mesin turun dari 85,98 persen dengan output 298.342 unit menjadi 55,65 persen dengan output 193.072 unit.
Kinerja keuangan 2020 berada jauh di bawah target perseroan yakni tumbuh 20 persen dibandingkan 2019.
“Penurunan terutama disebabkan oleh melemahnya penjualan produk furniture sebagai dampak pelemahan daya beli masyarakat yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan primer dibandingkan kebutuhan sekunder-tersier, dimana furniture termasuk di dalamnya,” tulis perseroan dalam keterangan resminya, Rabu (18/8/2021).
Lebih lanjut, dalam keterangan resminya perseroan memaparkan kendala yang dihadapi selama 2020. Adanya pandemi Covid-19 sepanjang tahun, menyebabkan penutupan sementara fasilitas produksi dan pengurangan aktivitas pemasaran akibat pembatasan sosial dalam rangka mendukung pengendalian penyebaran Covid-19.
Selain itu, perseroan harus penundaan rencana ekspansi ke luar Sumatera yang awalnya diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar dan jaringan distribusi serta berkontribusi pada pendapatan.
“Kedepannya, perseroan akan mengoptimalkan belanja modal dan investasi, melakukan penghematan biaya dalam segala aspek operasional, menjaga tingkat hutang dan memperkuat platform perdagangan ritel secara daring,” paparnya.