Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo menyebutkan kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus dipecahkan bersama.
“Pandemi telah mempercepat pengembangan industri farmasi dalam negeri, termasuk pengembangan vaksin merah-putih, dan juga oksigen untuk kesehatan. ketersediaan dan keterjangkauan,” kata dia dalam pidato Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Senin (16/8/2021).
Selain itu, lanjutnya, pemerintah bekerja keras mengerahkan semua sumber daya demi mengamankan pasokan kebutuhan vaksin nasional. Namun, pada saat yang sama, Indonesia juga terus memperjuangkan kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua bangsa.
Sebab, kata Presiden, perang melawan Covid-19 tidak akan berhasil jika ketidak adilan akses terhadap vaksin masih terjadi.
“Melalui diplomasi vaksin ini, kita telah menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia berperan aktif untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” jelas dia.
Di lantai bursa hingga sesi I perdagangan hari ini, saham emiten BUMN farmasi, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) anjlok 2,05 persen menjadi parkir di level Rp2.390, dan saham PT Indorfarma Tbk. (INAF) juga turun 0,84 persen menjadi Rp2.350.
Baca Juga
Pada Juli lalu, Jokowi sempat memutuskan untuk membatalkan vakin Covid-19 berbayar bagi individu yang sebelumnya direncanakan akan disalurkan melalui Kimia Farma. Keputusan ini dilakukan setelah mendapatkan masukan dan juga respons dari masyarakat.