Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi baru terbarukan (EBT) PT Sky Energy Indonesia Tbk. berencana melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLB) pada September 2021.
RUPSLB bertujuan untuk meminta persetujuan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Direktur Utama Sky Energy Indonesia Christoper Liawan mengatakan sebelum melaksanakan rights issue, perseroan akan mengadakan RUPSLB untuk meminta persetujuan dari pemegang saham. Rencananya, RUPSLB dilakukan pada September 2021.
"Kami memang mengadakan RUPSLB untuk meminta persetujuan rights issue dari para pemegang saham, yang akan dilaksanakan pada ekpektasi kami bulan September," paparnya dikutip dari video webinar, Minggu (8/8/2021).
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi, Direktur Utama Sky Energy Indonesia Christoper Liawan menyampaikan perseroan akan melakukan penawran umum terbatas (PUT) I dengan HMETD.
Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya 406,50 juta saham baru dengan nilai nominal Rp50. Sebagai pemanis, PUT I ini juga akan disertai penerbitan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 711,38 juta yang dapat dikonversikan menjadi saham perseroan hingga 711,38 juta saham.
Baca Juga
“Ketentuan-ketentuan PUT I, termasuk harga pelaksanaan final atas HMETD akan diungkapkan dalam Prospektus yang diterbitkan dalam rangka PUT I,” tulis Christoper, dikutip Rabu (21/7/2021).
Emiten dengan kode saham JSKY ini menyebut informasi lebih detail mengenai aksi korporasi ini akan disampaikan kepada publik pada waktunya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Lebih lanjut, saham baru tersebut akan memiliki hak yang sama dengan saham-saham JSKY lainnya yang telah dikeluarkan sebelum rights issue, termasuk hak atas dividen.
Rights issue ini rencananya akan dieksekusi oleh JSKY pada akhir semester II/2021. Bagi para pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya maka persentase kepemilikan sahamnya akan terdilusi maksimal 16,67 persen dan secara keseluruhan apabila termasuk Waran Seri I akan terdilusi sebesar maksimum 35,48 persen.
Perseroan menyebut aksi korporasi ini akan memperkuat struktur permodalan dan mengundang banyak investor untuk bergabung dengan perseroan. Dana yang diperoleh dari rights issue ini seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja.
Penambahan modal ini seiring pula dengan ambisi JSKY untuk meningkatkan kapasitas produksi modul surya hingga 2025.