Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Kembali Menguat, Ditutup pada Level Rp14.324

Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.324 per dolar AS, menguat 38 poin atau 0,26 persen dari posisi Selasa (3/8/2021).
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau menguat berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, Rabu (4/8/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.324 per dolar AS, menguat 38 poin atau 0,26 persen dari posisi Selasa (3/8/2021) Rp14.362 per dolar AS.

Selain itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah juga ditutup menguat 0,21 persen atau 29 poin menjadi Rp14.312 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik tipis 0,02 persen ke level 92,100 pada pukul 15.31 WIB.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah pada hari ini berasal dari sentimen di dalam negeri maupun global yang mendukung.

Pasar saat ini memantau perkembangan PDB Kuartal II/2021 yang akan diumumkan minggu depan. Ibrahim mengungkapkan, Pemerintah masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen dapat tercapai, walaupun banyak pengamat Ekonomi yang bertolak belakang mengenai persentasenya.

“Namun pasar terus mengapresiasi keteguhan pemerintah yang tetap kuat di angka tersebut,” tulis Ibrahim dalam rilis, Rabu (4/8/2021).

Kendati demikian, kenaikan kasus Covid-19 pada Juni 2021, menahan kembali aktivitas masyarakat yang kemudian memberikan sentimen negatif bagi pasar. Ibrahim menjelaskan, efektivitas pelaksanaan PPKM Level 4 menjadi salah satu pendorong aktivitas ekonomi di Tanah Air ke depannya.

Dari luar negeri, Ibrahim mengungkapkan pasar tenaga kerja Amerika Serikat akan membutuhkan waktu untuk pulih dari dampak Covid-19 dan lebih banyak yang harus dilakukan agar perekonomian negara tersebut kembali ke jalurnya.

Titik fokus lain bagi investor menurut Ibrahim adalah keputusan kebijakan Bank Of England yang akan diumumkan pada hari Kamis. Adapun, pelaku pasar swap sudah memperkirakan kenaikan suku bunga sekitar Juni 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper