Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berakhir Hijau, Asing Koleksi Saham BBRI, BBNI, dan BTPS

Sebanyak 246 saham ditutup menguat, 255 saham terkoreksi, sedangkan 150 saham terpantau stagnan pada akhir perdagangan hari ini.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat selama perdagangan hari ini, Rabu (4/8/2021).  

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau parkir di level 6.159,03 naik 0,46 persen atau 28,46 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 6.112,78-6.163,40. 

Pada penutupan, tercatat total transaksi mencapai Rp13,62 triliun, dengan nilai beli bersih atau net buy investor asing sebesar Rp310,86 miliar.. 

Dari seluruh konstituen, sebanyak 246 saham ditutup menguat, 255 saham terkoreksi, sedangkan 150 saham terpantau stagnan pada akhir perdagangan hari ini.

Investor asing tercatat paling banyak memborong saham perbankan yaitu BBRI sebanyak Rp143,4 miliar, BBNI sebanyak Rp37,9 miliar, dan saham BTPS sebanyak Rp14,1 miliar. 

Selain itu, saham PT XL Axiata Tbk. (EXCL) juga diborong investor asing sebanyak Rp12,7 miliar. Saham EXCL pun menguat 0,75 persen atau 20 poin ke posisi 2.680. 

Di sisi lain, investor asing tampak melakukan aksi jual pada saham PT Harum Energy Tbk. (HRUM) dengan net sell Rp15,3 miliar, saham HRUM melemah 5,56 persen ke level 5.100. 

Kemudian juga ada saham ERAA yang dijual asing sebanyak Rp10,2 miliar, saham GGRM senilai Rp6,0 miliar, dan UNVR senilai Rp5,2 miliar. 

Sebelumnya, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG dalam kurun waktu beberapa waktu mendatang masih akan diwarnai oleh hasil kinerja emiten selama semester satu.

William menjelaskan, secara umum kinerja emiten masih terus dibayangi oleh situasi perekonomian uang belum pasti dan tantangan yang harus dihadapi selama ini hingga beberapa waktu mendatang. 

"Rentang gerak IHSG masih akan berada dalam fase konsolidasi dengan potensi tekanan yang masih terlihat lebih besar dibanding kemampuan naik, sehingga IHSG berpotensi tertekan," paparnya dalam publikasi riset, dikutip Rabu (4/8/2021). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper