Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Asri (TPIA) Harapkan Rights Issue Jumbo Dapat Restu OJK Bulan Ini

Perusahaan kilang refinery Thaioil bakal hadir sebagai pemodal baru TPIA lewat pembelian saham pada aksi rights issue yang diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Chandra Asri Petrochemical/istimewa
Chandra Asri Petrochemical/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) mengharapkan mendapat pernyataan efektif rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Agustus-September 2021.

TPIA baru saja mengumumkan Thai Oil Public Company Limited (Thaioil) sebagai investor strategis. Perusahaan kilang refinery milik PTT Public Company Limited tersebut bakal hadir sebagai pemodal baru perseroan lewat pembelian saham pada aksi rights issue yang diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur TPIA Suryandi mengatakan saat ini perusahaan masih menunggu pernyaataan validasi dari otoritas. Rencana rights issue tersebut akan mengikuti persetujuan dari OJK selambat-lambatnya pada 30 September 2021.

"Kami masih menunggu, harapannya di Agustus bisa didapatkan," kata Suryandi Senin (2/8/2021).

Mengutip keterbukaan informasi perseroan pada laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten dengan kode saham TPIA tersebut untuk belanja modal yang akan menambah kapasitas produksi perseroan dan atau entitas anak perseroan di masa yang akan datang.

“Perseroan berencana untuk menggunakan seluruh dana bersih yang diperoleh dari PUT III perseroan kepada para Pemegang Saham Perseroan dalam rangka penerbitan HMETD, setelah dikurangi biaya-biaya PUT III HMETD untuk belanja modal untuk menambah kapasitas produksi Perseroan dan/atau entitas anak perseroan di masa yang akan datang,” tulis manajemen Chandra Asri Petrochemical seperti dikutip pada keterbukaan informasi, Rabu (16/6/2021).

Belanja modal tersebut dilakukan dengan melepas saham dalam jumlah sebanyak-banyaknya 7.116.479.740 atau 7,17 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp200 per saham (PUT III).

Rencananya perseroan akan mulai efektif melakukan pernyataan pendaftaran pada 16 Agustus 2021 mendatang. Kemudian pada 27 Agustus 2021 akan memberikan daftar pemegang saham yang berhak memperoleh HMETD pada 27 Agustus 2021.

Sedangkan untuk pencatatan HMETD di BEI dijadwalkan pada 31 Agustus 2021. Setelah itu periode perdagangan akan berlangsung pada 31 Agustus 2021 hingga 6 September 2021.

Setiap pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk memesan saham baru dalam HMETD nantinya akan terdilusi sebesar maksimum 28,67 persen.

Suryandi menegaskan, dana yang didapat melalui rights issue akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintergrasi skala global kedua di Indonesia (CAP2).

"Dengan kompleks kedua ini diharapkan dapat memenuhi pertumbuhan permintaan domestik Indonesia yang terus meningkat, mendukung visi pemerintah untuk Industri 4.0 dan menciptakan karier jangka panjang yang bernilai tinggi," ujarnya.

Dia mengatakan konstruksi yang diperkirakan memakan waktu 4 tahun-5 tahun dan akan menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan. Total biaya proyek CAP2 ini mencapai US$5 miliar. Selain itu, CAP2 akan menggandakan kapasitas produksi saat ini 4,2 juta ton per tahun menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun.

"Dengan itu, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan mengurangi ketergantungan kita pada impor," katanya.

Adapun pemegang saham utama Chandra Asri Petrochemical yaitu PT Barito Pacific., Tbk dan SCG Chemicals Co., Ltd (SCG Chemicals) setuju dengan aksi korporasi ini.

Nantinya, Thaioil akan memperoleh porsi 15 persen kepemilikan saham TPIA. Meski demikian, kepemilikan tersebut tidak akan menggerus persentase saham yang dimiliki PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan SCG Chemicals Co Ltd selaku dua investor eksisting TPIA saat ini.

"Ini adalah momen yang luar biasa bagi Chandra Asri. Hasil dari right issue akan secara signifikan meningkatkan rencana kami untuk mengembangkan kompleks petrokimia kedua kami, seiring dengan langkah Perseroan untuk mempercepat pengambilan FID [Final Investment Decision] pada tahun 2022," tutur Presiden Direktur TPIA Erwin Ciputra lewat siaran pers Jumat (30/7/2021).

Dana segar dari injeksi yang dilakukan Thaioil serta SCG melalui rights issue tersebut diperkirakan mencapai US$1,3 miliar. Jika dikonversi ke rupiah, maka angkanya setara dengan Rp18,85 triliun. Adapun modal US$ 1,3 miliar itu merupakan bagian dari investasi untuk pembiayaan CAP2 yang biaya proyeknya mencapai US$5 miliar.

Selain itu, pembangunan kompleks petrokimia kedua TPIA, yang dikenal sebagai CAP2, memang membutuhkan dana jumbo yang ditaksir bakal menyentuh US$5 miliar. Selain investasi Thaioil, dana tambahan dari aksi rights issue berikut sumber lain diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

Sebelumnya, TPIA juga telah mengumumkan kinerja keuangan yang solid pada paruh pertama tahun ini. Setelah awal yang kuat di kuartal I/2021, perseroan dapat memanfaatkan spreads produk yang sehat, keunggulan operasional yang berkelanjutan, dan ketahanan keuangan yang kuat.

Dikatakan pada 6 bulan 2021, Chandra Asri mencatatpendapatan bersih sebesar US$1,262 juta, naik 50 persen dibandingkan dengan US$839 juta pada semester I/2020. Sementara EBITDA sebesar US$275 juta.

TPIA mempertahankan Liquidity Pool sebesar US$1.2 miliar, termasuk US$762 juta dalam bentuk kas dan setara kas pada akhir kuartal II/2021.

"Kami juga telah mengurangi leverage dengan Utang Bersih Terhadap EBITDA sebesar 0,3 kali dan mengurangi Total Utang menjadi US$899 juta," jelas Suryandi.

Selain itu, perseroan juga mendapatkan fasilitas Kredit senilai Rp5 triliun atau US$350 juta dengan Bank Mandiri yang semakin memperkuat struktur permodalan.Pada 29 Juli 2021, TPIA mengakhiri proses pemilihan Investor Strategis dan menandatangani perjanjiandefinitif dengan Thai Oil.

Analis Senior CSA Research Reza Priyambada mengatakan terkait dengan aksi korporasi TPIA tentunya pelaku pasar berharap dengan perolehan dana besar itu dapat memberikan peningkatan value perusahaan dan kian membuat rencana ekspansi.

"Apalagi mereka juga baru mendapatkan investasi dari salah 1 perusahaan migas di Thailand maka nantinya bisa menambah kapasitas dari TPIA," kata Reza kepada Bisnis.

Menurutnya, aksi korporasi tersebut mendapat reaksi pasar atau respon pasar yang positif. "Tapi ke depannya akan seperti apa, tentu pasar akan menantikan realisasi dari pemanfaatan dana RI tersebut yang dapat menambah value perusahaannya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper