Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang pekan terakhir penutup Juli 2021 ini mengalami koreksi hingga 0,52 persen. Aksi ambil untung diperkirakan jadi penyebabnya.
Pada Jumat (30/7/2021), IHSG ditutup di level 6069,84 turun 0,83 persen dari penutupan kemarin di level 6.120,72. Sepanjang pekan, indeks komposit melemah 0,52 persen dari level 6101,69 pada penutupan Jumat pekan lalu. Adapun, kapitalisasi pasar sebesar Rp7.259,09 triliun.
Kendati demikian, jika membandingkan secara bulan ke bulan, IHSG menguat 1,41 persen dibandingkan dengan penutupan Juni lalu di level 5985,48.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengungkapkan laju IHSG sendiri memang sempat menembus level psikologi 6.100 pada pekan ini.
"Sebenarnya kinerja IHSG pekan ini bisa dikatakan cukup stabil dan cenderung menguat, dimana ada sentimen PPKM darurat yang diperpanjang yang sebelumnya sempat dikhawatirkan akan membuat IHSG koreksi hingga dibawah level 6.000," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (30/7/2021).
Menurutnya, pelemahan IHSG di hari penutupan bursa bulan ini dirasa karena aksi profit taking oleh investor, yang memanfaatkan momen kenaikan IHSG sepanjang pekan ini.
Baca Juga
Selain itu, laporan keuangan yang telah dirilis sebagian besar memang menunjukan pertumbuhan kinerjanya. Hal ini cukup baik menimbang bahwa tahun ini, ekonomi baik Indonesia maupun secara global masih dibayangi masalah pandemi Covid-19.
"Jadi proyeksinya pekan depan IHSG masih cenderung melaju secara mendatar dan berpeluang menguat seiring minat investor asing yang meningkat," paparnya.
IHSG menurut Frankie, masih cenderung belum naik signifikan setelah penanganan Covid-19 dalam negeri, jika dibandingkan dengan indeks komposit negara lain yang sudah naik, yang diikuti dengan kasus Covid-19 yang melandai.