Bisnis.com, JAKARTA – Para manajer investasi mengaku kinerja reksa dana berjenis index fund (indeks) dan produk investasi kolektif exchange trade fund (ETF) berada di teritori negatif pada tahun berjalan. Oleh karena itu, mereka berharap pada perbaikan perekonomian Indonesia di semester II/2021 mendatang.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan, kinerja reksa dana indeks dan juga ETF milik Panin Asset Management mengalami penurunan sepanjang tahun berjalan atau year to date (ytd) seiring dengan penurunan kinerja indeks yang juga mengalami penurunan.
Berdasarkan laman Pasardana yang dikutip pada Rabu (28/7/2021), produk Panin Sri-Kehati mengalami penurunan sebesar 13,30 persen ytd, Panin IDX30 juga mengalami penurunan sebesar 9,64 persen ytd, dan Panin ETF IDX30 Dinamis juga turun sebesar 9,28 persen ytd.
Sementara mengutip laporan statistik Bursa Efek Indonesia, pada Rabu (28/7/2021), selama tahun berjalan atau year to date indeks IDX30 mengalami penurunan sebesar 11,69 persen, LQ45 turun 11,14 persen. Bahkan indeks Jakarta Islamic Index (JII) juga turun sebesar 15,34 persen.
“Di semester II/2021, kami berharap kenaikan IHSG yang ditopang perbaikan ekonomi seiring dengan vaksinasi yang semakin gencar,” kata Rudi kepada Bisnis, Rabu (28/7/2021).
Selain itu, Rudi juga mengharapkan perbaikan kinerja emiten terutama pada sektor komoditas. Mengingat harga komoditas saat ini telah mengalami kenaikan tetapi saham-saham yang terkait belum mengalami kenaikan. Ditambah lagi dengan masuknya perusahaan teknologi berskala besar melalui aksi IPO pada semester II/2021.
Baca Juga
Menurutnya jika sentimen positif tersebut terpenuhi dan menopang penguatan IHSG, diharapkan kinerja reksa dana indeks dan ETF pun dapat mengikuti.
“Jadi kinerja reksa dana indeks bisa membaik apabila sektor komoditas dengan harapan laporan keuangan akan bagus di kuartal II, III dan IV/2021, sehingga menjadi sentimen positif bagi harganya,” ungkap Rudi.
Namun jika kenaikan masih terpusat pada sektor teknologi seperti saat ini, maka kinerja indeks seperti LQ45 maupun IDX30 masih akan tertinggal dari IHSG, karena sektor teknologi tidak termasuk dalam indeks tersebut.
Rudi melanjutkan, sentimen positif lain adalah adanya rebalancing investor ke saham berkapitalisasi besar atau big caps yang telah turun cukup dalam sejak awal tahun.
Di sisi lain, Rudi menyebutkan bahwa jika kenaikan indeks masih terus berfokus di sektor teknologi, maka akan cukup menyulitkan bagi reksa dana indeks untuk naik karena tidak ada dalam komposisinya.
Direktur Utama Majoris Asset Management Zulfa Hendri menyebutkan hal serupa bahwa perbaikan kinerja reksa dana indeks dan ETF bergantung pada perbaikan pertumbuhan ekonomi.
“Kedepan dengan potensi perbaikan pertumbuhan ekonomi yang bergantung dengan kesuksesan penanganan pandemi, diyakini bahwa reksa dana indeks dan ETF akan mengalami perbaikan kinerja yang signifikan,” ujar Zulfa secara terpisah kepada Bisnis, Rabu (28/7/2021).
Zulfa pun menjelaskan bahwa saat ini terjadi lagging performance atau performa yang tertinggal karena melihat pergerakan IHSG dalam beberapa bulan terakhir didorong oleh kinerja saham-saham yang bervariasi.
Walaupun memiliki penurunan kinerja produk reksa dana indeks dan ETF selama tahun berjalan ini, Zulfa menyakinkan investornya bahwa indeks yang dijadikan acuan produk Majoris pada umumnya adalah indeks-indeks yang memiliki underlying dengan kinerja fundamental yang bagus.
Berdasarkan laman Pasardana, produk Majoris Pefindo I Grade ETF Indonesia terpantau turun hingga 13,18 persen ytd. Hal yang sama juga terjadi pada produk Majoris JII Syariah Indonesia menurun sebesar 7,43 persen ytd.