Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Strategi Lo Kheng Hong Hadapi Risiko saat Membeli Saham

Ketika orang lain merasa takut melihat kondisi buruk terhadap kinerja saham sebuah perusahaan, Lo Kheng Hong menilai kondisi itu bukan risiko yang tinggi.
Yuliana Hema
Yuliana Hema - Bisnis.com 28 Juli 2021  |  11:14 WIB
Strategi Lo Kheng Hong Hadapi Risiko saat Membeli Saham
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis - Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Investor kawakan Lo Kheng Hong mengungkapkan dirinya tidak takut untuk menghadapi risiko ketika harga saham sedang anjlok.

Dia mengatakan ketika orang lain merasa takut melihat kondisi buruk terhadap kinerja saham sebuah perusahaan, dia melihat kondisi itu bukan risiko yang tinggi.

Pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffet Indonesia ini mengatakan hal tersebut sejalan dengan prinsip investasi yang selama ini dia pegang yakni berinvestasi ketika keadaan buruk.

“Prinsip saya selalu invest in bad time and sell in good time and will get rich,” tutur Lo Kheng Hong dalam unggahan YouTube Hungry Stock, dikutip Rabu (28/7/2021).

Dia menilai kondisi buruk tersebut merupakan peluang ketika investor asing keluar, sehingga menekan harga saham menjadi lebih murah.

Lo Kheng Hong membagikan pengalamannya saat membeli saham PT Indika Energy Tbk (INDY) ketika harga saham INDY turun Rp100 per lembar dan harga batu bara ada di harga US$50 per ton.

Saat itu, padahal nilai buku per saham INDY mencapai 1.600 kali sementara harga sahamnya hanya Rp100. Namun, dia tetap memutuskan untuk beli.

Pak Lo, sapaan akrabnya, bercerita ketika pialang sahamnya memberikan masukan untuknya agar tidak membeli saham INDY karena dianggap emiten pertambangan batu bara tidak memiliki masa depan yang cerah.

“Untung saya tidak dengar nasihat dia, saya terus membeli sama saya jadi pemegang saham keempat terbesar di Indika Energy,” pungkasnya.

Lanjut Pak Lo, ketika harga batu bara naik US$100 per ton dan harga sahamnya beranjak naik hingga Rp4.000 lebih dia memilih untuk menjual saham INDY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

rekomendasi saham investasi saham lo kheng hong
Editor : Hafiyyan

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top