Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Lo Kheng Hong Hadapi Risiko saat Membeli Saham

Ketika orang lain merasa takut melihat kondisi buruk terhadap kinerja saham sebuah perusahaan, Lo Kheng Hong menilai kondisi itu bukan risiko yang tinggi.
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Investor kawakan Lo Kheng Hong mengungkapkan dirinya tidak takut untuk menghadapi risiko ketika harga saham sedang anjlok.

Dia mengatakan ketika orang lain merasa takut melihat kondisi buruk terhadap kinerja saham sebuah perusahaan, dia melihat kondisi itu bukan risiko yang tinggi.

Pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffet Indonesia ini mengatakan hal tersebut sejalan dengan prinsip investasi yang selama ini dia pegang yakni berinvestasi ketika keadaan buruk.

“Prinsip saya selalu invest in bad time and sell in good time and will get rich,” tutur Lo Kheng Hong dalam unggahan YouTube Hungry Stock, dikutip Rabu (28/7/2021).

Dia menilai kondisi buruk tersebut merupakan peluang ketika investor asing keluar, sehingga menekan harga saham menjadi lebih murah.

Lo Kheng Hong membagikan pengalamannya saat membeli saham PT Indika Energy Tbk (INDY) ketika harga saham INDY turun Rp100 per lembar dan harga batu bara ada di harga US$50 per ton.

Saat itu, padahal nilai buku per saham INDY mencapai 1.600 kali sementara harga sahamnya hanya Rp100. Namun, dia tetap memutuskan untuk beli.

Pak Lo, sapaan akrabnya, bercerita ketika pialang sahamnya memberikan masukan untuknya agar tidak membeli saham INDY karena dianggap emiten pertambangan batu bara tidak memiliki masa depan yang cerah.

“Untung saya tidak dengar nasihat dia, saya terus membeli sama saya jadi pemegang saham keempat terbesar di Indika Energy,” pungkasnya.

Lanjut Pak Lo, ketika harga batu bara naik US$100 per ton dan harga sahamnya beranjak naik hingga Rp4.000 lebih dia memilih untuk menjual saham INDY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper