Bisnis.com, JAKARTA - Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara besok berpeluang kembali memecahkan rekor penawaran tertinggi sepanjang tahun ini.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan lelang sukuk negara pada Selasa (27/7/2021) besok ditopang oleh kondisi likuiditas yang optimal, utamanya dari sektor perbankan.
“Mereka masih memiliki likuiditas yang melimpah, sehingga kemungkinan perbankan masuk pasar sukuk masih terbuka,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (26/7/2021).
Di sisi lain, prospek lelang sukuk negara juga ditopang oleh melonjaknya angka kasus positif virus corona di seluruh dunia. Hal ini membuat para investor cenderung menghindari aset-aset berisiko dan masuk ke obligasi milik pemerintah.
Fikri melanjutkan, para investor juga akan lebih memilih obligasi pemerintah ketimbang aset lain. Ia mencontohkan, aset-aset saham saat ini cenderung bergerak sideways dan memiliki risiko yang cukup tinggi
Sementara itu, ia mengatakan return yang dijanjikan oleh SBSN cenderung lebih tinggi dan lebih aman. Hal ini juga didukung oleh kejelasan underlying asset SBSN yaitu proyek-proyek APBN.
Selain itu, prospek tingginya minat investor pada lelang sukuk negara turut ditopang oleh langkah Bank Indonesia (BI) yang akan tetap melakukan intervensi pada pasar obligasi pemerintah. Sentimen ini membuat para investor menjadi lebih yakin untuk masuk ke pasar sukuk Indonesia.
Seiring dengan sentimen tersebut, Fikri meyakini hasil lelang besok dapat memecahkan rekor penawaran tertinggi sepanjang tahun 2021.
“Angka penawaran saya perkirakan bisa diatas Rp55 triliun,” pungkas Fikri.
Selama tiga edisi lelang sukuk terakhir, angka penawaran yang dihimpun pemerintah terus menunjukkan kenaikan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pada 16 Juni, pemerintah mencatatkan penawaran lelang senilai Rp46,67 triliun yang diserap sebanyak Rp10 triliun.
Selanjutnya, lelang pada 29 Juni 2021 mencatatkan penyerapan sebesar Rp48,68 triliun dengan serapan Rp12,5 triliun.
Pada lelang 13 Juli lalu, pemerintah berhasil mencatatkan angka penawaran terbesar sepanjang 2021, yaitu Rp51,10 triliun dengan penyerapan Rp12,5 triliun.