Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekor Kasus Covid-19 di Tanah Air Buat Rupiah Melemah

Nilai tukar rupiah ditutup terkoreksi 0,11 persen atau 16,5 poin menjadi Rp14.480 per dolar AS.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menutup hari dengan pelemahan pada Rabu (14/7/2021) seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia. 

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup terkoreksi 0,11 persen atau 16,5 poin menjadi Rp14.480 per dolar AS. Indeks dolar AS juga terpantau turun 0,05 persen ke level 92,7070 pada pukul 15.09 WIB. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah pada hari ini merupakan bagian dari respon negatif terhadap rilis penambahan kasus Covid-19 harian yang meningkat dari hari ke hari. 

Bahkan Indonesia terus mencetak rekor dan menduduki ranking pertama penambahan kasus Covid-19 global di atas Brazil dan India. 

“Indonesia memang belum bisa lepas dari tahap kritis akibat ledakan kasus Covid-19 yang telah terjadi beruntun dalam 3 pekan terakhir. Tercatat pada hari Selasa (13/7), kasus baru positif Covid-19 terus meroket dan menciptakan rekor baru,” tulis Ibrahim dalam rilis, Rabu (14/7/2021). 

Ibrahim mengungkapkan terus melesatnya kasus Covid-19 ini menyebabkan pemerintah akan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat hingga enam pekan. 

Namun dia melanjutkan jika menengok negara tetangga yaitu Malaysia yang jumlah penduduknya relatif lebih sedikit dibandingkan Indonesia sudah melakukan lockdown selama 2 bulan akibat penyebaran pandemi Covid-19 varian baru.

Dia pun memperkirakan Indonesia bisa saja melakukan PPKM Mikro Darurat selama minimal 3 bulan dari Juli-September 2021. Ini pun, menurutnya harus meminta bantuan dari luar negeri karena pasokan vaksin yang kurang di Tanah Air. 

Hal tersebut jelasnya tentu dapat memicu sentimen negatif bagi pasar keuangan dalam negeri karena dengan kasus Covid-19 yang berlarut-larut dan pergerakan masyarakat yang direm dengan PPKM Mikro Darurat yang mengakibatkan stagnasi konsumsi masyarakat. 

Apalagi ungkapnya dari segi investasi membuat ekonomi mati suri yang mengakibatkan roda perekonomian berpotensi macet dan berakibat pada adanya potensi tergerusnya pertumbuhan ekonomi. 

Selain itu dari luar negeri, indeks harga konsumen inti (CPI) AS naik lebih tinggi dari perkiraan 0,9 persen bulan ke bulan di bulan Juni, dengan harga konsumen naik paling tinggi dalam 13 tahun. 

Fokus investor pun ungkap Ibrahim sekarang beralih pada kesaksian Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell terkait kapan bank sentral akan memulai pengurangan aset dan menaikkan suku bunga. 

Selanjutnya terkait Covid-19 beberapa negara memperketat tindakan pembatasan karena kasus yang melibatkan varian Delta virus meningkat, diantaranya Australia dan Korea Selatan.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan esok, Kamis (14/7/2021) nilai tukar rupiah akan ditutup kembali melemah. 

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.410 - Rp14.530,” ujar Ibrahim. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper