Bisnis.com, JAKARTA – Investor kawakan Lo Kheng Hong menekankan pentingnya melihat fundamental perusahaan sebelum berinvestasi. Bahkan, investor dapat melihat kinerja 5 tahun ke belakang.
Lo Kheng Hong menyebutkan, pada 2020 ada perusahaan yang mencatatkan penurunan laba secara drastis hingga 99,7 persen. Meski begitu dirinya masih tetap bertahan untuk berinvestasi karena dia mengatakan untuk melihat kinerja sebuah perusahaan harus dilihat dari lima tahun terakhir.
"Tentu saja kita tidak boleh lihat satu tahun, kita harus melihat kebelakang tiga atau empat tahun," ujar pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffet Indonesia itu dalam unggahan YouTube Hungry Stock seperti dikutip, Kamis (8/7/2021).
Namun jika dilihat dari lima tahun kebelakang, lanjut Long Kheng Hong, laba perusahaan tersebut bertumbuh dari Rp300 miliar, Rp400 miliar dan terus meningkat hingga Rp700 miliar.
"Saya gak lihat satu tahun 2020 itu, saya lihat yang empat hingga lima tahun kebelakang yang terus bertumbuh terus bertumbuh dan terus beli perusahaan itu," imbuhnya.
Pak Lo, sapaan akrabnya, mengatakan dirinya yakin bahwa pada 2021 perusahaan tersebut akan kembali normal di kondisi 2019.
Baca Juga
"Jangan lihat satu tahun, kalau kita lihat selama lima tahun terus bertumbuh, pasti di 2021 akan balik di 2019," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan penelusuran Bisnis, emiten yang labanya anjlok 99,7 persen pada 2020, tetapi cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir ialah PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO).
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, emiten bersandi AUTO ini mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp2,24 miliar turun 99,7 persen year on year (yoy), jauh lebih rendah dari laba bersih pada 2019 yang tercatat sebesar Rp739,67 miliar.
Padahal selama lima tahun terakhir sebelum mengalami penurunan laba AUTO terus mengalami peningkatan. Pada 2017 memperoleh laba bersih senilai Rp551,41 miliar, naik 31,61 persen dari sebelumnya Rp418,20 miliar.
Kemudian, pada 2018 AUTO mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar Rp610,98 miliar atau meningkat sebesar 10,8 persen dibandingkan 2017 yakni Rp551,40 miliar
Pada 2019, AUTO membukukan laba bersih Rp739,67 miliar. Jumlah ini meningkat 21,06 persen dibandingkan torehan laba perseroan pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp610,98 miliar.
Saham AUTO pada perdagangan Kamis (8/7/2021) pukul 10.58 WIB naik 0,46 persen atau 5 poin menjadi Rp1.085. Kapitalisasi pasarnya Rp5,23 triliun dengan valuasi PER 7,98 kali.