Bisnis.com, JAKARTA - Emiten alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk. membukukan penurunan pendapatan dan laba di sepanjang tahun fiskal April 2020 - Maret 2021.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Maret 2021, emiten dengan kode saham HEXA ini mencatatkan pendapatan senilai US$264,01 juta atau turun 37,79 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya US$424,43 juta.
Penurunan pendapatan pun menekan laba tahun berjalan menjadi US$25,59 juta atau koreksi 33,41 persen dibandingkan tahun sebelumnya US$38,43 juta.
Dilihat dari kontribusinya, penjualan alat berat dan jasa komisi mengalami penurunan paling dalam sebesar 44,99 persen secara tahunan menjadi US$136,07 juta pada April 2020 - Maret 2021.
Sedangkan penjualan suku cadang turun 32,93 persen menjadi US$68,35 juta dari sebelumnya US$101,91 juta. Pendapatan jasa pemeliharaan dan perbaikan turun 19,57 persen menjadi US$58,88 juta.
Sementara itu, HEXA mendapatkan pemasukan dari jasa penyewaan alat berat senilai US$12.654 padahal pada periode yang sama tahun lalu pos ini tidak membukukan pendapatan.
Baca Juga
Total aset HEXA pada akhir Maret 2021 tercatat US$254,22 juta atau naik 3,68 persen dibandingkan posisi pada akhir Maret 2020 yang senilai US$266,02 juta. Ekuitas turun 2,24 persen menjadi US$174,31 juta sedangkan liabilitas berkurang 6,59 persen menjadi US$81,91 juta.
Untuk tahun fiskal 2021 yaitu periode April 2021 - Maret 2022, HEXA menargetkan kenaikan pendapatan 30 persen pada 2021 seiring dengan prospek penguatan permintaan.
Direktur Utama Hexindo Adiperkasa Djonggi Gultom mengatakan bahwa permintaan alat berat pada kuartal II/2021 terus mengalami peningkatan ke arah positif seiring dengan peningkatan harga komoditas tambang sepanjang tahun berjalan 2021.
“Target penghasilan net pada 2021 diset mengalami kenaikan sekitar 30 persen dengan melihat berbagai peluang bisnis yang ada dengan tentunya akan direview secara reguler dengan melihat kondisi lapangan kemudian,” ujar Djonggi kepada Bisnis.
Sejalan dengan itu, HEXA mematok target penjualan unit alat berat pada 2021 sekitar 1.500 unit. Hingga April 2021, perseroan telah menjual sekitar 10 persen dari target .
Sebelumnya, Djonggi mengungkapkan bahwa perseroan akan melanjutkan aktivitas strategis yang sudah dimulai pada 2020, salah satunya mengenai bisnis remanufacturing dan used machine untuk memacu kinerja pada tahun ini.
Pada 2021, HEXA mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$10.408 untuk ekspansi mesin bisnis rental, perlengkapan operasional, dan penggantian kendaraan service atau pelayanan purna jual yang sudah tua.