Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Naik ke Level Rp14.539, Rupiah Ditutup Melemah

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.539 per dolar AS, menguat 3 poin atau 0,02 persen dari posisi Rabu (30/6/2021) kemarin di level Rp14.542.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Kamis (1/7/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.539 per dolar AS, menguat 3 poin atau 0,02 persen dari posisi Rabu (30/6/2021) kemarin di level Rp14.542.

Di pasar spot, rupiah ditutup melemah tipis 0,02 persen atau 2,5 poin ke level Rp14.502,5 per dolar AS. Indeks dolar AS naik 0,04 persen menjadi 92,472.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah salah satunya disebabkan oleh sikap pelaku pasar yang menunggu kejelasan pengetatan pembatasan sosial guna meredam penyebaran penyakit virus corona (Covid-19).

Adapun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan telah ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat untuk Pulau Jawa dan Bali.

Luhut telah menyampaikan sejumlah usulan aturan yang akan diberlakukan. Salah satu yang diusulkan yakni PPKM darurat berlaku 3-20 Juli 2021.

Ibrahim mengatakan, kebijakan PPKM Darurat diyakini akan menghambat pemulihan ekonomi yang sempat berjalan. Pasalnya, kebijakan pembatasan kegiatan tempat usaha hingga 17.00 WIB akan berefek negatif dari sisi operasional dan tidak akan tertutup oleh pendapatan.

“Dengan diberlakukannya PPKM Darurat maka konsumsi masyarakat dan investasi akan kembali stagnan dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021 yang kemungkinan akan terkontraksi lebih dalam,” katanya.

Sementara itu, dari luar negeri, investor mencerna penyebaran yang memburuk dari varian delta virus corona. Mereka juga menanti rilis data pekerjaan AS yang penting untuk arah kebijakan moneter Federal Reserve AS.

Secara bersamaan, Data China yang dirilis sebelumnya menyatakan bahwa indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) lebih baik dari perkiraan 50,9 untuk Juni, sedangkan PMI non-manufaktur adalah 53,5, lebih rendah dari pembacaan Mei di 55,2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper