Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Tunggu Kejelasan PPKM Darurat, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.500

Pelemahan rupiah hari ini salah satunya disebabkan oleh sikap pelaku pasar yang tengah menunggu kejelasan pengetatan pembatasan sosial guna meredam penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), yakni PPKM Mikro Darurat
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali ditutup di zona merah seiring dengan sikap investor yang menanti kejelasan pemberlakuan PPKM Darurat.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (30/6/2021), rupiah mengakhiri perdagangan dengan parkir di level Rp14.500 per dolar AS, atau melemah 0,10 persen dari hari kemarin. Sementara, indeks dolar AS turun 0,01 persen ke posisi 92,04.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menjelaskan, pelemahan rupiah hari ini salah satunya disebabkan oleh sikap pelaku pasar yang tengah menunggu kejelasan pengetatan pembatasan sosial guna meredam penyebaran penyakit virus corona (Covid-19). PPKM Mikro Darurat tersebut kabarnya akan dilakukan pada 2 hingga 20 Juli 2021.

Kebijakan ini diyakini akan menghambat pemulihan ekonomi yang sempat berjalan. Pasalnya, kebijakan pembatasan kegiatan tempat usaha hingga 17.00 akan berefek negatif dari sisi operasional dan tidak akan tertutup oleh pendapatan.

Efisiensi besar-besaran harus dilakukan dunia usaha agar bisa bertahan hidup. Salah satunya adalah dengan merumahkan, memangkas upah, atau bahkan menjatuhkan vonis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada karyawan.

Apalagi, sektor perdagangan serta akomodasi makan-minum adalah sektor usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. Per Februari 2021, sektor perdagangan menyerap 19,2% dari total angkatan kerja sementara akomodasi makan-minum adalah 6,99%.

“Dengan diberlakukannya PPKM Darurat maka konsumsi masyarakat dan investasi akan kembali stagnan dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021 yang kemungkinan akan terkontraksi lebih dalam,” jelasnya.

Sementara itu, dari luar negeri, investor mencerna penyebaran yang memburuk dari varian delta virus corona. Mereka juga menanti rilis data pekerjaan AS yang penting untuk arah kebijakan moneter Federal Reserve AS.

Secara bersamaan, Data China yang dirilis pada hari sebelumnya mengatakan bahwa indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) lebih baik dari perkiraan 50,9 untuk Juni, sedangkan PMI non-manufaktur adalah 53,5, lebih rendah dari pembacaan Mei di 55,2.

Penyebaran virus corona jenis Delta yang ganas di beberapa negara juga telah menurunkan selera risiko investor. Meningkatnya jumlah kasus yang melibatkan ketegangan di Australia telah menyebabkan langkah-langkah penguncian baru di empat kota dan lonjakan jumlah juga menimbulkan ancaman bagi pemulihan ekonomi global dari COVID-19.

Selain itu, investor juga menunggu laporan pekerjaan AS untuk Juni, termasuk non-farm payrolls, yang akan dirilis pada hari Jumat. Perubahan pekerjaan nonpertanian ADP juga akan dirilis di kemudian hari.

Untuk perdagangan Kamis (1/7/2021) besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun akan melanjutkan pelemahannya

Rupiah kemungkinan akan bergerak pada kisaran Rp14.490 - Rp14.550 per dolar AS,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper