Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi IPO dan Penerbitan Obligasi Berpotensi Meningkat Semester II/2021

Mandiri Sekuritas memprediksi aksi korporasi di Bursa Efek Indonesia, baik IPO maupun penerbitan obligasi, berpotensi meningkat pada semester II/2021.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Penggalangan dana di pasar modal baik melalui penerbitan saham baru maupun obligasi dinilai bakal lebih semarak pada paruh kedua tahun ini.

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan sebelum perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) tentunya sudah menganalisis keadaan baik secara makro maupun mikro.

“Kalau kami melihat likuiditas sekarang melimpah secara global dan domestik. Tapi tetap harus dilihat kondisi perusahaan yang akan melantai itu,” kata Joezer, Selasa (29/6/2021).

Menurutnya, kondisi makro ekonomi hanya menjadi salah satu dari sekian pertimbangan calon emiten untuk go public.

Namun, yang penting dicermati pula sebelum memutuskan untuk melakukan IPO adalah prospek perusahaan ke depan. Biasanya, perusahaan dari sektor yang berpotensi tumbuh secara berkelanjutan di masa depan serta memiliki laporan keuangan yang kuat akan lebih banyak menarik minat investor.

“Kalau perusahaan itu bagus, sektornya baik, saya rasa tidak akan ada masalah untuk melantai di bursa [pada semester II/2021],” imbuh Joezer.

Dari sisi pasar surat utang, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan momentum untuk menerbitkan oblgiasi di semester II/2021 juga positif.

Handy memperkirakan bakal banyak perusahaan yang melakukan penerbitan obligasi pada paruh kedua tahun ini. Dia menunjukkan minat perusahaan menerbitkan surat utang sebenarnya sudah terlihat pada semester I/2021 yang penerbitan mengalami kenaikan dibandingkan semester I/2020.

“Kami melihat di semester dua nanti potensi untuk penerbitan obligasi korporasi masih tetap besar,” ujar Handy.

Adapun, tujuan penerbitan obligasi korporasi bisa untuk keperluan refinancing maupun ekspansi. Handy mengatakan pada semester dua ini bakal banyak obligasi korporasi yang jatuh tempo sehingga perusahaan biasanya akan menerbitkan surat utang yang baru.

Sementara itu, dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang kian membaik tentunya penerbitan obligasi juga akan digunakan perusahaan untuk berekspansi di masa depan.

Dari sisi penerbitan obligasi pemerintah atau Surat Utang Negara (SUN), Handy memperkirakan pemerintah Indonesia masih berpotensi menerbitkan SUN sekitar Rp850 triliun pada semester II/2021 dengan asumsi bujet defisit tetap 5,7 persen dari PDB.

Hal itu ditopang oleh jumlah penawaran masuk yang mulai tinggi belakangan ini, yang menandakan minat penyerapan SUN membaik.

Selain itu, pemerintah juga memiliki beragam pilihan dan lebih fleksibel dalam menerbitkan SUN misalnya dari lelang reguler, rite, private placement, maupun penerbitan global bond.

“Oblgiasi pemerintah potensi penerbitannya akan lebih besar karena kemarin pemerintah backload. Jadi yang diterbitkan sampai dengan Juni masih 45 persen,” ujar Handy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper