Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Berharap IPO Unikorn Ramaikan Transaksi Saham dan Tingkatkan Bobot MSCI

IPO unikorn dengan nilai besar akan menambah nilai serta jumlah investor di Indonesia, baik ritel maupun insitusi dari dalam dan luar.
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap kehadiran unikorn sebagai perusahaan tercatat dapat meningkatkan transaksi saham dan pembobotan saham domestik di indeks internasional, seperti MSCI.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan IPO unikorn dengan nilai besar akan menambah jumlah investor di Indonesia, baik ritel maupun insitusi dari dalam dan luar negeri.

Penambahan investor tentunya dapat meningkatan Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) dan likuiditas pasar saham Indonesia.

"Dengan pertambahan investor ini, kami harapkan RNTH bisa meningkat. sehingga meningkatkan likuiditas market. Dengan tingginya likuiditas market kita dan makin banyak pilihan investasi yang ada di BEI, diharapkan juga pembobotan Indonesia di MSCI atau indeks-indeks regional atau internasioanl bisa naik," paparnya, Selasa (29/6/2021).

Seperti diketahui, banyak negara berkembang seperti Indonesia, Filipina, dan Thailand yang mengalami pengurangan bobot di MSCI karena semakin besarnya bobot dari Tiongkok. karena walaupun secara ekonomi dan teknologi sudah dianggap negara maju, secara pasar modal masih dianggap negara berkembang.

Selain itu, ada juga IPO jumbo baru, misalnya Saudi Aramco yang tentunya menggerus pembobotan negara-negara berjembang seperti Indonesia dan negara tetangga lain di Asean.

"Dengan ada pilihan baru di Indonesia dengan size yang besar, terjadi peningkatan di pembobotan MSCI di Indonesia," imbuh Laksono.

Sebelumnya, Head of Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin mengatakan bahwa indeks komposit masih akan bergulat dengan volatilitas tinggi jelang penghujung semester I/2021 dan awal semester II/2021 seiring minimnya katalis positif dari pasar domestik.

Dia menuturkan, beberapa pekan ini pasar masih akan fokus pada dua sentimen utama yakni kemungkinan taper tantrum akibat kebijakan moneter di AS serta perkembangan kasus baru Covid-19 yang kian melonjak di Indonesia.

Akan tetapi, dia memproyeksikan keadaan sekitar pertengahan semester II/2021 nanti akan lebih baik, salah satunya dengan bantuan sentimen positif dari rencana initial public offering (IPO) perusahaan-perusahaan unikorn.

Kim mengatakan kehadiran perusahaan teknologi besar alias unickrn di pasar modal berpotensi mendorong IHSG untuk lebih agresif karena akan memperbesar eksposur sektor digital setidaknya 15 persen dari sebelumnya yang hanya sekitar 5 persen.

“Kalau ini terealisasi akan jadi katalis besar untuk pasar. Makin besar eksposur sektor teknologi akan jadi katalis baik. Contohnya Di Bursa Eropa sekitar 9 persen dan di Jepang lebih dari 15 persen,” ujar Kim dalam laporan pasar.

Dua unikorn alias perusahaan teknologi raksasa di Indonesia memang telah menyatakan rencana mereka untuk melantai di Bursa tahun ini, yaitu Bukalapak dan Grup GoTo alias Gojek—Tokopedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper