Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Kepercayaan Konsumen AS Naik, Wall Street Kompak Melejit

Moderna Inc. mengatakan vaksinnya menghasilkan antibodi pelindung terhadap varian delta, yang telah menyebar ke seluruh dunia sejak muncul di India.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Selasa (29/6/2021) waktu setempat, yang didorong oleh optimisme pemulihan ekonomi serta tanda-tanda bahwa vaksin dapat melawan varian virus corona yang sangat menular.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (30/6/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,03 persen ke posisi 34.292,29, S&P 500 naik 0,03 persen ke level 4.291,80, dan Nasdaq 100 turut terapresiasi 0,33 persen ke posisi 14.572,75.

S&P 500 menambah kenaikan dan berada di jalur penguatan bulanan kelima, jangka terpanjang sejak Agustus. Saham perusahaan teknologi dan ritel naik, sementara keuangan tertinggal. Moderna Inc. mengatakan vaksinnya menghasilkan antibodi pelindung terhadap varian delta, yang telah menyebar ke seluruh dunia sejak muncul di India.

Sementara itu, dolar AS menguat karena permintaan terhadap mata uang tersebut meningkat akibat Covid-19 varian delta. Penguatan tersebu telah menekan harga emas, yang berada di jalur untuk penurunan bulanan terbesar dalam lebih dari empat tahun.

Adapun imbal hasil US Treasury nampak stabil, dengan Presiden Federal Reserve Bank of Richmond Thomas Barkin yang mengatakan dia ingin melihat lebih banyak kemajuan pasar tenaga kerja AS sebelum memperlambat pembelian aset bank sentral.

Di sektor komoditas, harga minyak telah kembali naik di atas US$73 per barel. Para anggota OPEC+ terpecah menjelang pertemuan penting akhir pekan ini mengenai kebijakan produksi.

Reli Wall Street sejauh ini telah mengatasi kekhawatiran tentang kemungkinan jenis virus corona yang lebih berbahaya, valuasi yang membengkan dan prospek kebijakan moneter yang lebih ketat karena pemulihan global memicu harga komoditas dan inflasi.

Pertarungan melawan Covid-19 masih jauh dari selesai, tetapi optimisme berlimpah sehingga ekonomi global untuk sementara terlalu panas sebagai konsekuensinya," tulis Sebastien Galy, ahli strategi makro senior di Nordea Investment Funds SA, dalam sebuah catatan.

Sebasties menilai, kondisi pasar dan ekonomi di kuartal III/2021 seharusnya masih mendukung untuk aset berisiko, meskipun ketakutan akan serangan inflasi yang terus-menerus dapat mengubah skenario ini.

Indeks kepercayaan konsumen (consumer confidence index/CCI) AS tercatat melonjak pada Juni lantaran penduduk Amerika Serikat menjadi lebih optimistis tentang ekonomi dan pasar kerja. Harga rumah melonjak paling tinggi dalam lebih dari 30 tahun pada April. Pekan ini, pejabat The Fed akan fokus pada laporan ketenagakerjaan pada Jumat (2/7/2021) sebagai ukuran kemajuan ekonomi terbaru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper