Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT ERA Graharealty Tbk. optimistis bisnis waralaba dan jasa agen real estat bakal kian kokoh untuk dapat memberikan kontribusi positif bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan perseroan.
Direktur Utama ERA Graharealty Darmadi Darmawangsa mengatakan tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 25 persen.
“Omzet Januari hingga Mei 2021 dibandingkan tahun 2020 mengalami kenaikan hingga 120 persen,” kata Darmadi dalam siaran pers, Rabu (30/6/2021).
Darmadi memaparkan bahwa kinerja perseroan pada awal 2020 sudah sangat baik. Namun, dampak penurunan penjualan properti akibat pandemi sejak kuartal II/2021 membuat kinerja perseroan terbebani.
Keadaan mulai membaik lagi mulai Juni 2020 hingga saat ini ketika pelaku industri semakin terbiasa untuk beradaptasi dengan kondisi kenormalan baru.
Direktur ERA Graharealty Aan Andriani menambahkan, masyarakat masih cenderung hadir di pasar sekunder sebesar 80 persen dibandingkan di pasar primer sebesar 20 persen pada awal tahun ini.
Baca Juga
Untuk menangkap peluang itu, IPAC berencana membuka kantor cabang ERA di kota-kota besar Indonesia seperti Batam, Palembang, Balikpapan dan lainnya.
“Perseroan merupakan pemegang hak atas lisensi ERA Indonesia yang merupakan master franchise real estat dari AS yang berada di lebih dari 33 negara di dunia. ERA Indonesia merupakan bagian dari ERA Asia Pasifik yang saat ini terafiliasi dengan 10 negara di Asia Pasifik,” ujar Aan.
Adapun, ERA Graharealty menjadi perusahaan terbuka ke-22 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak awal tahun. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT UOB Kay Hian Sekuritas.
IPAC melepas 189,97 juta saham biasa atas nama lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) atau 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
Perinciannya, sebanyak 47,36 saham biasa atas nama yang merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan. Sedangkan sebanyak 142,60 juta saham merupakan saham biasa atas nama milik PT Realti Indo Mandiri untuk saham divestasi.
Adapun, harga penawaran dalam IPO ini sebesar Rp120, sehingga perseroan mendapatkan dana segar senilai Rp22,79 miliar. Namun, apabila mengurangi divestasi dari PT Realti Indo Mandiri, pemegang lisensi properti ERA Indonesia ini hanya mendapatkan Rp5,68 miliar dalam aksi korporasi ini.
Dana hasil IPO tersebut seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja terkait kegiatan operasional perseroan.