Bisnis.com, JAKARTA - Saham sektor teknologi terus menanjak sejak dihadirkan di Bursa Efek Indonesia pada awal tahun ini. Analis melihat kinerja saham emiten teknologi akan terus prospektif mengikuti tren seperti di bursa saham utama dunia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 28 Juni 2021, saham sektor teknologi atau IDX Sector Technology melambung sebesar 861,88 persen.
Adapun, IDX Sector Technology memiliki 17 konstituen saham. Adapun, saham teknologi dengan kapitalisasi pasar terbesar adalah PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) senilai Rp140,64 trliun,
Beberapa nama emiten ternama lainnya yang berada di dalam indeks ini a.l. PT Multipolar Technolgy Tbk. (MLPT) dari Grup Lippo, PT Metrodata Electronics Tbk., serta emiten Grup Kresna seperti PT Digital Mediatama Maxima Tbk. dan PT NFC Indonesia Tbk.
Adrian Joezer, Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, mengatakan saham-saham teknologi memang mencuri hati investor baik di Indonesia maupun dunia. Namun, investor perlu cermat dalam menganalisa masing-masing saham emiten teknologi tersebut.
Secara umum, perkembangan teknologi di dunia selama sedekade terakhir menjadi mesin utama pendorong kinerja saham teknologi untuk lebih outperform dibandingkan sektor yang lebih senior di pasar modal.
Baca Juga
“Tapi di perusahaan teknologi kita harus mencerna juga ada winners dan losers juga. Kita harus memahami cara menganalisa saham di sektor teknologi ini,” kata Joezer, Selasa (29/6/2021).
Dia menjelaskan pendekatan untuk menganalisa saham sektor teknologi berbeda dengan cara menganalisa saham dari perusahaan nonteknologi. Misalnya, penilaian mengenai aset berwujud (tangible asset) perusahaan akankah bisa diterapkan untuk mengukur kinerja perusahaan teknologi.
Terlepas dari analisa yang sifatnya lebih mendetail, Joezer menunjukkan secara garis besar harus diakui prospek perusahaan teknologi di Indonesia sangat cemerlang. Hal itu mengingat jumlah penduduk Indonesia yang didominasi masyarakat muda yang lebih melek teknologi.
Penetrasi smartphone dan internet dalam beberapa tahun terakhir pun mendukung perkembangan teknologi di negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara ini.
Dengan demikian, untuk memilih saham teknologi yang sudah ada di Bursa Efek Indonesia, Joezer mengingatkan pendekatannya harus lebih spesifik. Pasalnya, kompetisi yang dilalui oleh perusahaan teknologi juga tidak mudah walaupun kue yang ditawarkan sangat besar.
“Kalau kita lihat selain e-commerce, di dunia ini juga banyak sekali sektor teknologi yang sangat luar biasa pertumbuhannya seperti dari on-demand services, financial services, health services, dan education services,” tutur Joezer.
Sementara itu, antisipasi masuknya salah satu e-commerce besar ke pasar modal Tanah Air dinilai juga menjadi momentum kenaikan harga saham emiten teknologi sejak awal tahun.